Bonus Demografi dan Tantangan Perguruan Tinggi di Indonesia

Selasa, 15 Agustus 2017 - Thomas Kukuh

MerahPutih.com - Indonesia bakal mengalami bonus demografi. Dimana bonus demografi adalah masa di mana usia produktif atau usia angkatan kerja (15-64) tahun lebih banyak dari usia yang belum dan tidak produktif. Diperkirakan, pada 2020-2030 usia produktif akan mencapai 70 persen. Sedangkan sisanya adalah penduduk yang tidak produktif.

Namun, menurut Rektor Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Prof Dr Tafdil Husni bonus demografi di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi untuk menciptakan sumber daya unggulan.

"Meski jumlah sarjana terus bertambah, namun sejauh ini belum cukup untuk mempercepat kemajuan negara. Butuh kerja keras lagi," kata Tafdil, di Padang, Selasa (15/8).

Menurutnya, jumlah manusia di Indonesia yang berpendidikan tinggi sebanyak 7 juta jiwa dinilai jauh tertinggal dalam hal angkatan kerja dari lulusan SMA atau SMK.

Terlebih adanya data statistik yang menyebutkan pengangguran di Sumbar sebagian besar didominasi sarjana. Hal itu membuktikan masih jauhnya peranan perguruan tinggi dalam mencetak duta bangsa yang produktif.

Kata dia, meskipun pada tahun-tahun mendatang akan ada 70 persen dari penduduk Indonesia yang memiliki usia produktif, namun bila persiapannya tidak matang hasilnya tetap nol. "Perguruan tinggi sebagai pemoles bakat dan kemampuan generasi muda harus lebih bekerja profesional dan berorientasi pada daya saing," sebutnya.

Dalam hal ini, kata dia, perlu penguatan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, pengabdian masyarakat dan penelitian. Ketiganya, tambah dia, bukan lagi orientasi sekedar hasil namun lebih aplikatif untuk kepentingan banyak orang.

Untuk penelitian harus bermanfaat bagi masyarakat, begitu pun untuk pengabdian masyarakat.

Dalam hal pendidikan harus mendidik dan membina mahasiswa baik secara kepengetahuan, etika dan kreativitas. "Perlu penguatan untuk menjadikan mahasiswa berprestasi dalam ilmu serta produktif kerja dan usaha," ujarnya.

"Bagi kampus hal tersebut tidak mudah mengingat banyaknya tantangan baik etika, perilaku dan pengetahuan yang memberikan dampak negatif bagi mahasiswa dalam perkembangannya," ujar dia.

Dia berharap, jika upaya itu dilakukan secara konsisten oleh seluruh perguruan tinggi yang ada, maka Indonesia akan bisa benar-benar unggul saat terjadi bonus demografi nantinya. (*)

Sumber: Antara

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan