BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah

Rabu, 22 Oktober 2025 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan Oktober 2025 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 4,75 persen.

Suku bunga deposit facility diputuskan untuk tetap pada level 3,75 persen. Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk tetap pada level 5,5 persen.

Hal tersebut diumumkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara daring di Jakarta, Rabu (22/10).

Bank Indonesia (BI) memandang perekonomian dunia masih dalam tren melambat dampak tarif Amerika Serikat (AS) yang mendorong ketidakpastian global tetap tinggi.

Baca juga:

Suku Bunga Bank Indonesia Sudah Diturunkan Berkali-kali, Bunga Kredit Perbankan Masih Tinggi

“Perkembangan global ini menuntut kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak rambatan ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global yang masih tinggi tersebut terhadap perekonomian domestik,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.

AS kembali mengenakan tarif tambahan kepada sektor farmasi, mebel, dan otomotif sejak 1 Oktober 2025 serta mengumumkan rencana pengenaan tarif tambahan sebesar 100 persen terhadap produk asal Tiongkok.

Berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS memperlemah kinerja perdagangan global, tercermin dari melambatnya ekspor dan impor di sebagian besar negara.

Di AS, pertumbuhan ekonomi masih lemah, sehingga mendorong berlanjutnya penurunan kondisi ketenagakerjaan.

Ekonomi Jepang, Eropa, dan India belum kuat dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga di tengah stimulus fiskal dan moneter yang telah dilakukan. Sementara itu, perekonomian Tiongkok pada triwulan III-2025 meningkat didorong oleh stimulus fiskal.

Perkembangan ini berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dunia 2025 yang diperkirakan sebesar 3,1 persen, sedikit di atas perkiraan sebelumnya 3 persen.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan