Main Gim Terus-Menerus Masuk Kategori Gangguan Kesehatan Mental Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Sabtu, 19 Januari 2019 -
GAMING disorder atau bermain game terus-menerus tanpa henti hingga lupa waktu sampai meninggalkan aktivitas lain, kini sudah resmi masuk dalam kategori ganguan kesehatan mental oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).
Meski banyak ahli kesehatan telah mengenali perilaku bermain game yang adiktif selama bertahun-tahun sebagai masalah serius, International Classification of Diesease (ICD-11) baru WHO akhirnya melegitimasi diagnosis untuk kondisi di atas.
Dengan adanya pembaruan klasifikasi ini, gaming disorder mencakup perilaku tidak sehat yang melibatkan internet dan konsol video game lainnya, telah ditambahkan ke bagian ICD pada gangguan yang membuat ketagihan. Tapi sebenarnya apa yang dimaksud dengan gaming disorder? dan siapa yang paling mungkin terpengaruh?
1. Apa sebenarnya gaming disorder?

Menurut WHO, kondisi itu ditandai oleh gangguan kontrol atas perilaku terhadap suatu permainan. Dengan kata lain, para pemain game mengetahui mereka harus berhenti bermain tetapi mereka merasa tidak mampu untuk melakukannya.
Perilaku bermain game juga mencapai tingkat gangguan ketika suatu game mulai didahulukan daripada minat dan aktivitas harian lainnya. Pola ini akan terus berlanjut dan meningkat, meskipun ada konsekuensi negatif yang terjadi karenanya.
Gejala lain dari gaming disorder adalah berbohong tentang seberapa banyak kamu bermain, yang dapat merusak kepercayaan dengan teman dan anggota keluarga. kenyataannya, kondisi ini dapat memiliki dampak jangka panjang yang sangat serius.
Apa yang masuk dalam kategori gaming disorder akut yakni perilaku seseorang secara signifikan merusak kehidupan pribadi, keluarga, sekolah, atau pekerjaannya. Biasanya, pola ini telah terbukti setidaknya selama 12 bulan.
2. Siapa yang berisiko mengalami gaming disorder?

Belum jelas berapa persentase penduduk dunia yang memiliki kondisi ini, tetapi kebanyakan studi menunjukkan bahwa angka tersebut ada di antara 1% dan 10% pengguna game aktif. Itu berarti sembilan dari 10 gamer dapat bermain tanpa membawa kerusakan serius pada kehidupan mereka.
Sebagian besar penelitian tentang kecanduan dan gangguan pada game telah dilakukan pada remaja dan dewasa muda, tetapi kemungkinan perilaku yang tidak teratur ini dapat memengaruhi siapapun dari segala usia.
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak dan remaja laki-laki jauh lebih mungkin daripada anak dan remaja perempuan untuk menunjukkan perilaku bermain game yang tidak teratur.
Dalam sebuah studi, perkiraan kelaziman dalam gaming disorder adalah 8,4% pada laki-laki dan 2,9% pada perempuan. Karena gangguan tersebut telah diidentifikasi pada beberapa anak dan perempuan dewasa, tidak diketahui apakah itu berbeda dari kelompok anak dan laki-laki dewasa.
Para ahli bertanya-tanya apakah anak-anak atau orang dewasa yang mengalami depresi lebih mungkin mengembangkan kecanduan bermain game, sebagai sarana untuk mengatasi atau bersembunyi dari kehidupan nyata.
Namun penelitian menunjukkan bahwa perilaku bermain game terus-menerus bukan hanya gejala dari kondisi tersebut. Bahkan, ketika anak-anak menjadi kecanduan permainan, depresi mereka meningkat dan kecemasan mereka meningkat.
Dan jika mereka bisa berhenti dari kecanduan bermain game, kita melihat pola sebaliknya. Masalah depresi yang mereka alami menjadi lebih baik. Jadi sepertinya bermain game juga bisa memberi manfaat untuk beberapa masalah lain.
3. Apakah ada solusi untuk kondisi ini?

Seperti kebanyakan gangguan kesehatan mental lainnya, gaming disorder hanya memengaruhi sebagian kecil dari keseluruhan populasi.
Disini kita tidak berbicara tentang orang-orang yang bermain game ketika mereka bosan, atau yang menikmati bermain game tetapi mengelola hidup mereka dengan baik. Selama tidak mempengaruhi kesehatan mental atau fisik kamu, lanjutkan bermain.
Ini adalah tentang mencoba memahami bahwa ada batas di mana perilaku menjadi terlalu disfungsional, seperti depresi. Semua orang bisa saja sedih atau stres, tetapi ada titik ketika itu menjadi terlalu berlebihan dan kamu perlu perawatan.
Penting juga untuk diingat bahwa bermain terus menerus dapat menimbulkan konsekuensi lain, selain yang berkaitan langsung dengan kesehatan mental. Ini dikaitkan dengan gangguan tidur, tingkat kebugaran yang rendah, dan gizi buruk, yang semuanya dapat memiliki efek fisik jangka panjang.
Jika kamu merasa bahwa kamu atau orang terdekatmu memiliki kondisi ini, direkomendasikan untuk mencari ahli kesehatan mental dengan pengalaman dalam gangguan kontrol impuls, karena mungkin sulit untuk menemukan seorang ahli yang mengkhususkan diri untuk kondisi ini.
Klasifikasi baru WHO ini kemungkinan akan membantu penyedia layanan kesehatan menjadi lebih cekatan dalam menangani gangguan tersebut dan membuka jalan bagi lebih banyak perusahaan asuransi kesehatan untuk memberikan perlindungan bagi perawatan.
Langkah pertama untuk mendapatkan bantuan yang dibutuhkan adalah mengenali bahwa masalah mental yang dipicu dari bermain game terus-menerus itu gangguan kesehatan mental yang nyata. (ADP)