Belanda Serahkan Arsip Digital Tarian Tradisional Gusti Nurul ke Mangkunegoro X
Rabu, 12 Juni 2024 -
MERAHPUTIH.COM - SEBUAH arsip digital yang berisikan tarian Gusti Nurul diserahkan ke Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X. Director General of Netherlands Institute for Sound and Vision Eppo van Nispen tot Sevenaer menyerahkan salinan digital arsip itu dalam acara Konferensi Internasional ke-28 South East Asia-Pacific Audio Visual Archive Association (SEAPAVAA) di The Sunan Hotel Solo, Selasa (11/6).
Gusti Nurul merupakan anak tunggal Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII dari permaisurinya yang bernama Gusti Kanjeng Ratu Timoer.
Sejak kecil, Gusti Nurul merupakan gadis multitalenta yang ahli menari, membuat puisi, berkuda, tenis, dan berenang. Kemahirannya menari bahkan membawa Gusti Nurul ikut pementasan tari di Belanda yang dipersembahkan untuk pernikahan Putri Juliana dan Pangeran Benhard.
Di Belanda, bersama ayahnya, Mangkenagara VII, Gusti Nurul yang masih berusia 15 tahun menari sebagai kado pernikahan untuk Putri Juliana. Ia menari diiringi musik gamelan yang dimainkan langsung dari Istana Mangkunegaran.
Baca juga:
Takbiran Kirab Obor Mangkunegaran, Warga Berebut Gunungan Jajanan Pasar dan Pesta Kembang Api
Musik gamelan tersebut disiarkan langsung melalui radio Solosche Radio Vereenigin. Berkat tariannya di Belanda, Gusti Nurul difoto dan diterbitkan majalah Life pada 25 Januari 1937. Salinan digital tarian tersebut baru diserahkan kepada Mangkunegoro X.
Gusti Bre, sapaan akrab Gusti Mangkunegoro X, menyebut, salinan digital tersebut dapat melengkapi arsip Mangkunegaran yang selama ini dilestarikan, terutama arsip pada era KGPAA Mangkunegara VII.
“Kami sangat senang dan bangga telah menjadi bagian dari kegiatan ini serta menjelaskan kolaborasi dan pergerakan di Mangkunegaran,” kata Gusti Bre.
Ia mengatakan Mangkunegaran sedang bergerak untuk pengembangan aset-aset historis, salah satunya audiovisual. "Menariknya, audiovisual ini tersebar di seluruh dunia. Dengan ANRI sendiri, kolaborasi sudah sangat panjang," imbuhnya.
Menurutnya, pihak Mangkunegaran sedang mengajukan memori kolektif bangsa. "Dicoba untuk dinaikkan menjadi memori kolektif dunia untuk arsip tari gaya Mangkunegaran,” katanya.
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Imam Gunarto mengatakan arsip audio visual terus mengalami ancaman kerusakan, baik karena cuaca, suhu, kelembapan maupun ketidaktahuan. Ajang ini akan menyadarkan masyarakat akan peduli melakukan digitalisasi aset.
“Diadakannya konferensi ini di Indonesia memberikan kesempatan bagi para pelaku budaya, praktisi, dan peneliti untuk mendalami dan memahami apa yang ada dalam arsip mengenai Indonesia di berbagai tempat,” pungkasnya.(Ismail/Jawa Tengah)
Baca juga:
Jaga Warisan Budaya, Warga Tionghoa Bersih-bersih Pura Mangkunegaran