Beasiswa Seribu Sarjana Pertanian Indonesia Ala JHL Bisa Dorong Industri Kreatif Bidang Kuliner Kopi
Senin, 03 November 2025 -
MerahPutih.com - Kopi Indonesia dinilai masih memiliki potensi yang luar biasa untuk mendukung peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan banyaknya varietas kopi Tanah Air, akan semakin mendukung peluang dominasi Indonesia di dalam industri perkopian dunia.
Di mana, Indonesia memiliki dari 1,5 juta hektare lahan perkebunan kopi ada Arabica, Robusta, dan Liberika dan kopi lokal lainnya.
Direktur Kuliner Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Andy Ruswar mengatakan,Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia paling banyak disokong bidang kuliner.
Baca juga:
"Sekarang ini kuliner nomor satu. Dia menumbang 40 persen dari PDB ekonomi kreatif," katanya saat menghadiri seremonial bantuan beasiswa Seribu Sarjana Pertanian di Booth Roemah Koffie di Jakarta Coffe Week 2025, ICE BSD, Tangerang, Minggu (21/11).
Ia menegaskan, pihakya terus mendorong kuliner menjadi penyumbang PDB terbesar nomor satu kata dalam industri kreatif ini, sehingga mendorong banyaknya beasiswa dalam bidang ini, termasuk pertanian karena Indonesia adalah produsen biji kopi terbesar di dunia.
Kemenkraf Apresiasi Program Beasiswa Seribu Sarjana Pertanian Indonesia yang dilakukan JHL Merah Putih Kasih, yang menyasar di bidang pertanian.
"Saya mewakili Kementerian Ekonomi Kreatif, menyampaikan sangat mengapresiasi Yayasan JHL Merah Putih Kasih atas program Seribu Sarjana Pertanian," katanya.
Ia juga menyampaikan rasa bangga dan dukungan penuh terhadap program tersebut. Beasiswa sangat relevan mengingat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen biji kopi terbesar di dunia.
CEO Roemah Koffie Felix Tj mengatakan, beasiswa Seribu Sarjana Pertanian, kali ini bermitra dengan dua kampus, yaitu UNDIP dan UNIKA. Alasannya berdasarkan kurasi kampus tersebut paling dekat dengan titik-titik pertanian kopi. '
Felix menjelaskan, persyaratan menerima beasiswa Seribu Sarjana Pertanian ini diperuntukan bagi anak dari keluarga kurang mampu.
Ia memastikan, tidak ada intervensi apapun setelah penerima manfaat lulus kuliah. Dan penerima manfaat bebas mau bekerja dimanapun setelah lulus kuliah.
"Kemungkinan mereka mau bekerja di manapun setelah mereka lulus, itu sudah keputusan dari mereka," kata dia. (Tka)