Antisipasi Arus Balik dan Pendatang di Jabodetabek, Pangdam Jaya Siapkan Wisma Atlet
Selasa, 11 Mei 2021 -
MerahPutih.con- Mengantisipasi naiknya kasus COVID-19 dari arus balik dan pendatang yang kembali ke Jabodetabek setelah masa larangan mudik lebaran 6-17 Mei 2021, TNI melalui Kodam Jaya menyiapkan RSD Wisma Atlet, Jakarta, sebagai tempat isolasi.
"Kita mengantisipasi baik di RSDC Wisma Atlet dan Wisma Kemayoran. Apabila ada lonjakan di Puskesmas kita antisipasi," ungkap Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurrachman usai pelaksanaan Rakor Antisipasi Arus Balik Idul Fitri 2021 di Polda Metro Jaya, Selasa (11/5).
Baca Juga
Kapolda Metro Sebut 1,2 Juta Warga Jakarta Keluar Selama Larangan Mudik
Dudung menjelaskan, sebagai kegiatan yang represif pihaknya akan melakukan pengecekan. Terutama terhadap pendatang agar jangan sampai nanti justru dari mereka yang positif dalam melakukan kegiatan di Jabodetabek malah menimbulkan kluster baru COVID-19.
"Ke depannya TNI dan Polri seawal mungkin sudah merencanakan bagaimana kalau pendatang itu datang masuk ke tempat tinggal, bagaimana jika dia terpapar COVID-19, fasilitasnya sudah kita antisipasi," kata Dudung.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyebut warga DKI Jakarta yang mudik pada Lebaran 2021 terus bertambah.

Menurut dia, 360 ribu kendaraan keluar dari Jakarta melalui jalan tol dari 1-10 Mei 2021. Mereka menuju Merak, Bandung, serta Cipali yang mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Belum ditambah penumpang udara dan kapal laut sehingga total kisaran 1,5 juta," ungkap Sambodo.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Operasi Ketupat Jaya itu mengaku telah menyiapkan skenario antisipasi arus balik. Hal ini meliputi contraflow maupun one way di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
"Contraflow nanti kita lihat apakah perlu dibuka dari KM 65 sampai dengan KM 42 atau bisa diperpanjang ke KM 28 atau bisa perpanjang di KM 5, jadi sebanyak 60 kilometer," ungkap Sambodo.
Pemberlakuan one way bisa dimulai dari Tol Cikampek sampai Jakarta atau Kalikangkung, Semarang. Penerapan skenario ini menunggu kebijakan Kakorlantas Polri Irjen Istiono. (Knu)
Baca Juga