Anemia pada Bumil Bisa Berbahaya

Rabu, 03 April 2024 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - ANEMIA adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Anemia bisa terjadi pada siapa saja. Namun, kondisi kekurangan sel darah merah lebih umum terjadi pada ibu hamil (bumil).

Saat hamil, tubuh perempuan akan membentuk lebih banyak sel darah merah untuk mendukung pertumbuhan janin. Produksi sel darah merah dan hemoglobin membutuhkan berbagai komponen, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Nah, pada bumil, anemia dapat dapat terjadi ketika tubuh kekurangan komponen tersebut.

Anemia pada ibu hamil patut diwaspadai karena dapat membahayakan kondisi ibu maupun janin. Anemia pada bumil yang tidak teratasi bahkan dapat menjadi salah satu penyebab kematian ibu dan janin.

Baca juga:

Risiko Menahan Buang Air Kecil saat Perjalanan Mudik Bagi Bumil

Meski begitu, anemia pada bumil dapat dicegah dengan rutin memeriksakan kehamilan ke dokter. Kenali terlebih dahulu gejala anemia pada ibu hamil, yakni letih, lelah, kulit tampak pucat, jantung berdebar, sesak napas, sulit berkonsentrasi, pusing, dan kaki atau tangan terasa dingin. Jika bunda mengalami gejala tersebut, segeralah periksakan diri ke dokter.

Anemia pada bumil yang tidak teratasi dapat berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan ibu maupun janin. Seperti dilansir Alodokter, berikut bahaya anemia pada bumil.

1. Depresi postpartum

Depresi postpartum adalah depresi yang dialami ibu setelah persalinan. Mengalami anemia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi postpartum.

2. Perdarahan pascapersalinan

Bumil yang mengalami anemia saat proses persalinan akan membahayakan keselamatannya ketika terjadi perdarahan. Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan tubuh ibu hamil lebih sulit melawan infeksi.

3. Bayi lahir dengan berat badan rendah

Penelitian menunjukkan anemia bumil berhubungan erat dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), terutama jika anemia terjadi pada trimester pertama kehamilan.

4. Bayi lahir prematur

Anemia pada bumil meningkatkan risiko kelahiran prematur. Prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum tanggal perkiraan persalinan atau sebelum minggu ke-37 kehamilan. Selain sejumlah masalah kesehatan, bayi yang lahir prematur juga berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang.

Penelitian menunjukan anemia pada bumil di trimester pertama kehamilan meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur.

5. Bayi lahir dengan anemia

Anemia pada ibu hamil juga dapat menyebabkan bayi terlahir dengan anemia. Kondisi itu dapat memengaruhi nafsu makan bayi, sehingga asupan gizinya dapat terganggu. Jika tidak ditangani, hal ini dapat memengaruhi tumbuh kembang bayi.

6. Kematian janin

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anemia pada bumil dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian janin, sebelum maupun sesudah persalinan.

Untuk mengatasi anemia pada bumil, bunda dapat meningkatkan asupan zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Nutrisi tersebut bisa didapatkan dari makanan yang kamu konsumsi sehari-hari maupun suplemen yang diberikan dokter.

Asuplah daging merah, sayuran berdaun hijau tua, telur, kacang-kacangan, ayam, dan ikan untuk sumber zat besi, vitamin B12, dan folat.

Untuk mencegah bahaya anemia pada bumil, lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter.(*)

Baca juga:

Bumil Makan Tempe ya Biar Tidak Sembelit

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan