Alasan Polri Kerahkan Densus 88 Kejar Pelaku Teror Novel Baswedan
Jumat, 26 Juli 2019 -
MerahPutih.com - Polri mengatakan tim teknis untuk menangani kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan, akan bekerja mulai awal Agustus. Kabagpenum Humas Mabes Polri Kombes Asep mengatakan tim akan diisi puluhan anggota polisi yang dinilai Polri memiliki prestasi.
"(Anggotanya) sekitar 50-an (orang) dari anggota Polri yang punya prestasi baik dan juga punya kemampuan teknis secara handal, profesional," imbuh Asep kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Pusat, Jumat (26/7).
Baca Juga: Minggu Depan, Polri Bentuk Tim Teknis untuk Kasus Novel Baswedan

Asep menerangkan pelibatan Densus 88 Antiteror dalam tim teknis karena rekam jejak keberhasilan dalam pengungkapan kasus. Selain itu, Densus 88 disebut memiliki teknologi yang mumpuni dan diharapkan dapat mendukung kinerja tim.
"Tidak lepas dari track record Densus 88 yang juga sangat profesional dalam menangani kasus-kasus ini. Karena selain kemampuan itu, juga ada dukungan teknologi yang dimiliki Densus yang bisa men-support dalam pengungkapan kasus yang sedang menjadi perhatian publik ini," ucap Asep
Polri berkomitmen akan transparan dalam menangani kasus teror terhadap Novel. Sambung Asep, meskipun tak seluruh informasi dapat diberikan ketika masih tahap penyelidikan.
Baca Juga: Moeldoko Apresiasi Tim Pencari Fakta Kasus Novel Baswedan
"Ya pastinya kami kan secara keseluruhan terbuka, transparansi. Itu kita perlu sampaikan supaya masyarakat itu tidak bertanya-tanya ya," kata mantan Kapolresta Bekasi ini.
Tapi semua itu ada batasannya, ada yang bisa di-publish, ada yang memang bisa dikecualikan.
"Untuk tidak bisa dikasih tahu pada masyarakat karena masih rahasia penyelidikan," tutup Asep.
Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 silam. Kedua matanya rusak parah. Novel pun berobat di Singapura dan cacat hingga kini.

Baca Juga: TPF Ungkap Motif Serangan Teror ke Novel Baswedan
Pelaku penyerangan dalam kasus ini belum ditangkap. Tim pencari fakta berteori jika Novel diserang karena enam kasus yang ditanganinya. Novel menambahkan jika bisa jadi dia serang terkait kasus buku merah. (Knu)