Akibat Perang, Perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina Anjlok dan Defisit

Senin, 18 April 2022 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Neraca perdagangan Indonesia dengan dua negara yang sedang berkonflik yaitu Rusia dan Ukraina mengalami penurunan drastis bahkan defisit. Di mana defisit terbesar terjadi dengan Rusia padahal sebelum konflik mengalami surplus.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan, tiga komoditas ekspor utama Indonesia ke Rusia yaitu lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet, serta mesin dan peralatan listrik.

Baca Juga:

AS Kirim Peralatan Perang Senilai Rp 11,48 Triliun ke Ukraina

Pada Januari 2022, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati RI ke Rusia senilai USD 102,4 juta. Kemudian pada Februari 2022, angkanya menjadi USD 102 juta. Namun, pada Maret 2022 nilainya menjadi USD 58,3 juta.

"Jadi, terlihat sekali komoditas lemak dan minyak hewan/nabati ini akibat konflik jadi mengalami penurunan," ujar Margo.

Demikian juga untuk ekspor karet dan barang dari karet, di mana pada Januari dan Februari 2022 ekspornya mencapai USD 7,1 juta dan USD 7,3 juta, namun pada Maret 2022 angkanya hanya USD 600 ribu.

Hal yang sama terjadi pada ekspor komoditas mesin dan peralatan listrik, di mana pada Januari 2022 angkanya USD 11,1 juta, Februari 2022 sebesar USD 10,7 juta , dan Maret menjadi USD 2,5 juta.

Dengan demikian, neraca perdagangan RI dan Rusia pada periode Januari-Maret 2022 mengalami defisit 204,6 juta dolar AS. Angka tersebut menurun signifikan jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 yang angkanya surplus 42,2 juta dolar AS.

Sementara itu, komoditas ekspor utama RI dengan Ukraina adalah lemak dan minyak hewan/nabati, kertas karton, alas kaki. Tercatat, di bulan Maret ini tidak ada ekspor sama sekali ke Ukraina.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono. ANTARA/HO-Humas BPS/am.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono. ANTARA/HO-Humas BPS/am.

"Ini menunjukkan bahwa konflik ini mengganggu ekspor kita ke Ukraina," ujar Margo.

Perdagangan RI dengan Ukraina periode Januari-Maret 2022 mengalami defisit USD 13,5 juta. Angka tersebut merosot signifikan jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang angkanya surplus 53,6 juta dolar AS.

"Mudah-mudahan ketegangan semakin cepat selesai sehingga kita bisa cepat memperbaiki neraca perdagangan kita dengan kedua negara," kata Margo.

Secara keseluruhan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 4,53 miliar pada Maret 2022 dengan nilai ekspor USD 26,50 miliar dan impor USD 21,97 miliar. (Asp)

Baca Juga:

Perbaikan Ekonomi Tertahan Akibat Konflik Rusia-Ukraina

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan