5 Juta Buruh Ancam Mogok Nasional
Senin, 12 September 2022 -
MerahPutih.com - Elemen buruh dari berbagai wilayah Indonesia yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (12/9).
Presiden KSPI yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal menuturkan, pihaknya menolak penaikan harga BBM, Omnibus Law UU Cipta Kerja, serta meminta kenaikan upah minimum 10-13 persen.
Baca Juga
Buruh Sampaikan 3 Tuntutan Tolak Kenaikan BBM di Depan Kantor Anies
Said mengancam jika tuntutan tersebut tidak didengar, maka buruh akan melakukan mogok nasional pada akhir November mendatang.
"Mogok nasional ini akan diikuti 5 juta buruh, yang berasal dari lebih dari 15 ribu pabrik. Jadi 5 juta buruh akan turun yang berasal dari 15 ribu pabrik, di 34 Provinsi dan di 440 Kabupaten/Kota serempak mogok nasional," kata Said Iqbal di Jakarta, hari ini.
Selain itu, Said menyampaikan pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa secara bergantian di setiap daerah selama bulan September.
Baca Juga
Jokowi Buka Opsi Beli Minyak Rusia, Indonesia Terancam Sanksi AS
Berikut ini jadwal aksi buruh selama September:
8 September, aksi sudah dilakukan di Sumatera Selatan oleh Partai Buruh dan elemen serikat buruh.
12 September, aksi dilakukan di Balaikota Jakarta. Secara bersamaan, elemen buruh KSPSI AGN direncanakan akan melakukan aksi ribuan buruh di depan DPR RI.
13 September, aksi akan dilakukan di Kantor Gubernur Banten. Diikuti gabungan buruh, petani, nelayan, dan miskin kota.
14 September, akan dilakukan aksi masing-masing kab/kota se-Jawa.
15 September, khusus Jawa Barat. Sebanyak 27 kab/Kota akan melakukan aksi. Seperti di Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Bandung, dsb.
19 September, aksi se-Kepulauan Riau dan Riau daratan.
20 September, aksi se-Jatim dan Sumatera. Provinsi Sumatera di luar Riau dan Kepri.
22 September aksi dilakukan se-wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur.
26 September, buruh se-Jawa Barat aksi di Gedung Sate. Totalnya bisa mencapai 30 ribu buruh.
"Itu jadwal aksi bulan September. Kalau tidak didengar, bulan Oktober aksi akan perluas lagi," tegas Said Iqbal. (Asp)
Baca Juga