35 Persen Warga Belum Terlayani, Ini Lima Inisiatif yang Digalakkan PAM Jaya
Rabu, 23 Desember 2020 -
MerahPutih.com - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PAM Jaya saat ini baru mencukupi 65 persen penyaluran air bersih bagi warga ibu kota.
Stok air itu kebanyakan berasal dari luar wilayah Jakarta. Sebagian besar berasal dari Jatiluhur sebesar 82 persen, Tangerang 12 persen, sementara internal Jakarta hanya 6 persen.
Direktur Utama PAM Jaya Bambang Hernowo menyampaikan, secara kapasitas pihaknya memiliki 20.727,5 liter per second (LPS). Panjang pipa 11.900 km dan pelanggan PAM saat ini sampai dengan Oktober 888.342 sebanyak pelanggan.
Baca Juga:
"Dengan jumlah pelanggan ini, coverage kita masih di angka 65 persen," ujar Bambang dalam diskusi virtual "Balkoters Talks", Rabu (23/12).
Karena kemampuan fiskal DKI tengah terkontraksi, yang berimbas pada penyertaan modal daerah (PMD) PAM Jaya, Pam Jaya harus mencari sumber pendanaan secara kreatif untuk bisa mencapai 100 persen layanan.
"Total investasi yang kita butuhkan kurang lebih sebesar Rp27 triliun hingga Rp28 triliun untuk bisa mencapai 100 persen cakupan layanan, targetnya di tahun 2030," imbuhnya.
Bambang menjelaskan, PAM Jaya memiliki lima inisiatif untuk memenuhi cakupan layanan air minum perpipaan sampai 100 persen dan memastikan keberlanjutan air di DKI.

Pertama, pihaknya tengah menambah pasokan air baku dengan menambah water tereatment plant (WTP) PAM Jaya. WTP tersebut di antaranya adalah SPAM Ciliwung sebanyak 200 LPS, SPAM hutan kota sebesar 500 LPS, SPAM Pesanggrahan sebesar 750 LPS, dan uprating di Buaran 3 sebanyak 3.000 LPS.
"SPAM di hutan kota telah selesai. Lalu, untuk uprating di Buaran, kita punya lahan di Buaran yang bisa kita manfaatkan dan menaikkan 1.000 LPS menjadi 4.000 LPS di sana," tutur Bambang.
Kedua, pasokan air curah (SPAM regional) yang berasal dari kegiatan strategis nasional. Antara lain SPAM Jatiluhur 4.000 sebanyak LPS dan SPAM Karian sebanyak 3.200 LPS.
Ketiga, PAM Jaya tengah menuntaskan pekerjaan rumah (PR) soal kebocoran air atau non revenue water (NRW). Cara yang dilakukan adalah rehabilitasi dan pernaikan layanan serta distribusi perpipaan, pencegahan jaringan pipa ilegal, meter replacement, dan district metered area.
"Kita harus menurunkan NRW supaya kita bisa menambah pasokan itu sendiri, yang saat ini sudah ada ada airnya tapi terbuang," ungkapnya.
Baca Juga:
PAM JAYA: Selama PSBB Konsumsi Air Bersih di Jakarta Menurun
Keempat, PAM Jaya berupaya untuk menghemat air Dengan memindahkan air tanah ke dalam air minum perpipaan. Sebab, aspek lingkungan menjadi terganggu ketika terjadi ekstraksi air tanah secara besar-besaran.
"Inilah peran PAM Jaya untuk bisa mengkonversi dengan menyediakan air perpipaan untuk menggantikan air tanah dalam yang ada sekarang," ucap Bambang.
Terakhir edukasi kepada warga soal penghematan air dan pemindahan dari air tanah dalam ke air minum perpipaan yang dilayani PAM Jaya. Sebab, meskipun suatu daerah masih memiliki air tanah dengan kualitas bagus, tapi tidak ada jaminan kualitas tersebut dapat bertahan lama.
"Makanya kita edukasi ke warga agar jadi pelanggan PAM Jaya," tutupnya. (Asp)
Baca Juga: