Surya Paloh Temui PKS karena Kecewa Ada Kelompok yang "Tak Berkeringat" Diberi Jabatan Menteri

Zulfikar SyZulfikar Sy - Minggu, 03 November 2019
Surya Paloh Temui PKS karena Kecewa Ada Kelompok yang

Surya Paloh. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pengamat politik Wempy Hadir mengungkapkan sejumlah kemungkinan dari manuver Partai NasDem melakukan pertemuan dengan PKS beberapa hari lalu.

Ketidaknyamanan NasDem, lanjut Wempy, diduga karena Partai Gerindra yang di Pilpres 2019 lalu menjadi rival kubu Jokowi, kini diberi kursi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.

Baca Juga:

Temui PKS, Nasdem Bantah Surya Paloh Sakit Hati dengan Bergabungnya Prabowo

"Yang kedua, mungkin saja Partai NasDem tidak happy. Tidak Happy dengan kehadiran orang-orang yang dianggap menikmati kekuasaan tanpa berjuang, tanpa mengeluarkan keringat," kata Wempy kepada wartawan, Minggu (3/11).

Menurutnya, langkah NasDem bertemu PKS juga mengisyaratkan partai yang dipimpin Surya Paloh itu tidak nyaman dalam barisan koalisi pendukung pemerintah.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden PKS Sohibul Iman. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden PKS Sohibul Iman. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

"Kalau publik melihat ini hanya kekecewaan saja dari Surya Paloh terhadap komunikasi elite koalisi, terhadap sering power dan sebagainya," jelas Wempy.

Wempy berpendapat bahwa kemungkinan komunikasi yang tidak cair antara elite partai koalisi pendukung Jokowi membuat NasDem melakukan penjajakan dengan partai di luar pemerintahan.

"Yang ketiga, mungkin juga karena komunikasi di tingkatan elite koalisi hari ini yang kesannya tidak cair itu juga yang membuat NasDem melakukan manuver politik," ucap dia.

Direktur Eksekutif Indopolling Network ini menyebut manuver NasDem sebagai warning untuk mengingatkan parpol koalisi bahwa sewaktu-waktu mereka bisa menjadi oposisi.

Baca Juga:

Temui PKS, Surya Paloh Dianggap 'Ngambek' Politik

Manuver politik ini semata-mata untuk mengingatkan teman-teman koalisi bahwa mereka bisa menggandeng orang-orang yang selama ini kontra dengan pemerintah hari ini.

"Katakanlah seperti PKS, PAN bahkan Demokrat," jelas Wempy.

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kedua kiri) bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (tengah), Sekjen partai Nasdem Johnny G Plate (kiri) dan Sekjen PKS Mustafa Kamal (kanan) foto bersama usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan menjajaki kesamaan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kedua kiri) bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (tengah), Sekjen partai Nasdem Johnny G Plate (kiri) dan Sekjen PKS Mustafa Kamal (kanan) foto bersama usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan menjajaki kesamaan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

Wempy sendiri menilai pertemuan tersebut mengindikasikan adanya gejolak politik dalam koalisi.

"Ya memang bacaan publik termasuk saya juga memang ini ada gejolak politik. Mereka kan tidak sekedar manggung-manggung kayak gitu tentu ada panggung depan ada panggung belakang," ucap Wempy.

"Di depan publik mereka mengatakan ini silaturahmi biasa, tapi menurut saya ini merupakan penjajakan dalam rangka membangun komunikasi politik dengan PKS," sambungnya. (Knu)

Baca Juga:

Pengamat Prediksi Surya Paloh Sedang Bangun Poros Baru Lawan Megawati

#Surya Paloh #NasDem #PKS
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Tokoh Intelijen Indonesia Soeripto Meninggal di Usia 89 Tahun, Begini Karirnya
Soeripto juga terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada periode 2004-2009.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 06 November 2025
Tokoh Intelijen Indonesia Soeripto Meninggal di Usia 89 Tahun, Begini Karirnya
Indonesia
Presiden Perintahkan Kader PKS Jadi Negarawan, Jaga Integritas
Al Muzzammil berpesan kepada para kader PKS untuk menjadi negarawan sejati yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
Presiden Perintahkan Kader PKS Jadi Negarawan, Jaga Integritas
Indonesia
Politisi NasDem Dipanggil KPK Setelah Rekan Separtainya Jadi Tersangka Korupsi Rp 28 Miliar, Siapa Lagi yang Kecipratan Dana PSBI OJK?
Satori diduga menerima uang sebesar Rp12,52 miliar
Angga Yudha Pratama - Senin, 27 Oktober 2025
Politisi NasDem Dipanggil KPK Setelah Rekan Separtainya Jadi Tersangka Korupsi Rp 28 Miliar, Siapa Lagi yang Kecipratan Dana PSBI OJK?
Indonesia
NasDem Tunggu Putusan MKD soal Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach
NasDem akan mengikuti seluruh mekanisme sidang etik yang tengah dijalani kedua kadernya tersebut.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
NasDem Tunggu Putusan MKD soal Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach
Indonesia
Obat Kuat Politik: Surya Paloh Klaim Dapat 'Vitamin' Penambah Optimisme dari Menhan
Paloh tidak menampik kemungkinan adanya pertemuan lanjutan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
Obat Kuat Politik: Surya Paloh Klaim Dapat 'Vitamin' Penambah Optimisme dari Menhan
Indonesia
PKS Solo Kukuhkan Pengurus, Serukan Koalisi Beretika dan Bermartabat
Perjalanan panjang PKS Solo yang telah menjadi bagian penting dalam pembangunan demokrasi dan pelayanan masyarakat sejak masa reformasi akan tetap dipertahankan.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
PKS Solo Kukuhkan Pengurus, Serukan Koalisi Beretika dan Bermartabat
Indonesia
NasDem Sentil Projo: Setop Bawa-Bawa Pilpres, Fokus ke Masalah Bangsa
Publik sebaiknya tidak lagi terpaku pada persoalan pilpres yang telah usai.
Dwi Astarini - Kamis, 09 Oktober 2025
NasDem Sentil Projo: Setop Bawa-Bawa Pilpres, Fokus ke Masalah Bangsa
Indonesia
Evaluasi Masih Bobrok, Legislator PKS Ingatkan MBG Berpotensi Jadi 'IKN Jilid 2'
Anggota DPR fraksi PKS mengingatkan MBG bisa berpotensi menjadi IKN Jilid 2. Sebab, evaluasinya dinilai masih jauh dari kata baik.
Soffi Amira - Senin, 06 Oktober 2025
Evaluasi Masih Bobrok, Legislator PKS Ingatkan MBG Berpotensi Jadi 'IKN Jilid 2'
Indonesia
Keracunan karena MBG Marak, DPR Tuntut Evaluasi Total Segera dari Segi Komunikasi Krisis hingga Regulasi
Kekisruhan dan kebingungan dalam penyelenggaraan program saat ini sangat bergantung pada ketiadaan kerangka hukum yang kuat.
Dwi Astarini - Kamis, 02 Oktober 2025
Keracunan karena MBG Marak, DPR Tuntut Evaluasi Total Segera dari Segi Komunikasi Krisis hingga Regulasi
Indonesia
Saan Mustopa Pastikan Rusdi Masse masih Kader NasDem, tak Gabung ke PSI
Nama Rusdi tak tercantum dalam jajaran pengurus baru PSI yang dilantik Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
Saan Mustopa Pastikan Rusdi Masse masih Kader NasDem, tak Gabung ke PSI
Bagikan