Sempat Terhambat Pandemi, Petani Sleman Kembali Ekspor Salak


Salak Pondoh Sleman. (Foto: Teresa Ika)
MerahPutih.com - Pandemi COVID 19 turut menurunkan jumlah ekspor salak di Kabupaten Sleman DIY. Namun kini, jumlah ekspor salak kembali terkerek naik. Para Petani kembali mengekspor salak pondoh sebanyak lima ton ke Kamboja.
"Kami kembali dapat mengekspor salak setelah sempat terhenti akibat pandemi COVID-19. Kali ini ekspor salak dengan tujuan Kamboja," kata Ketua Paguyuban Petani Salak Pondoh Suroto yang tergabung pada CV Mitra Turindo sebagai eksportir salak pondoh di Sleman, Senin (30/08).
Baca Juga:
UMKM Kesulitan Dapat Kontainer Ekspor
Salak Pondoh sudah menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Sleman DIY. Selain ke Kamboja, Salak sudah diekspor kesejumlah negara seperti Selandia Baru, Eropa dan Amerika.
Salak juga kerap dipakai sebagai bahan dasar sejumlah oleh-oleh makanan khas Kabupaten Sleman seperti manisan salak, dodol salak, bakpia, kue kering dan kripik salak.
Suroto melanjutkan, ekspor salak sudah dilakukan sejak 2017 sebanyak 150 ton. Kemudian pada 2018 meningkat 350 ton dan 2019 mampu mengekspor 650 ton.
"Pas pandemi 2020, ekspor menurun menjadi 160 ton saja karena terkendala terbatasnya transportasi untuk ekspor. Tapi tahun ini kami melakukan ekspor lagi bertahap," katanya.
Ia melanjutkan salak Pondoh ini akan dikirim minggu ini melalui jalur laut dan berharap jalur udara segera dibuka sehingga ekspor dapat meningkat kembali.
"Kami juga mohon pemerintah daerah maupun dinas terkait untuk membuat program-program yang dapat meningkatkan kembali semangat pertanian salak di Sleman," katanya.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengatakan bahwa buah salak menjadi salah satu ikon Kabupaten Sleman. Luas lahan pertanian salak di Kapanewon Turi, Tempel dan Pakem saat ini kurang lebih 3.000 hektare dan yang masih aktif berkisar 1.500 hingga 2.000 hektare.
"Dari luas lahan tersebut digarap oleh 34 kelompok petani salak," katanya.
Danang mengatakan, dengan aktivitas ekspor ini diharapkan mampu membangkitkan lagi semangat petani salak di Sleman.
"Ekspor salak ini saya harap dapat kembali mendekatkan petani untuk bersemangat meningkatkan produktivitas salak, jika nanti dibutuhkan peremajaan, pendampingan dan lainnya kami (Pemkab Sleman) bersama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY siap," katanya. (Teresa Ika / Yogyakarta)
Baca Juga:
Tingkatkan Ekspor Kopi dengan Program Pengembangan Produktivitas Kopi di Malang
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
UMKM Angkat Kaki dari District Blok M, PT MRT Sebut Koperasi Langgar Perjanjian Biaya Sewa

UMKM Binaan KAI Siap Go Global Lewat Sertifikasi Halal, BPOM, dan HKI

Proyek Sentra Fauna Jakarta Capai 60 Persen, Siap Jadi Ikon Baru UMKM

Indonesia Ekspor Perdana Produk Kerajinan Serat Alam Enceng Gondok ke Amerika

Duit Rp 200 Triliun Harus Dinikmati UMKM

Produk Mi Indonesia Jadi Temuan di Taiwan, BPOM Sebut Bukan Produk Ekspor Resmi Indonesia

Transaksi UMKM Dalam Negeri Periode Januari - Agustus 2025 Tembus Rp 1,49 Triliun

Dukung Desa Kreatif dan UMKM, Kemenparekraf Ajukan Anggaran Rp1,06 Triliun

Banyak Pedagang Angkat Kaki dari District Blok M, Pramono Gratiskan Sewa Kios selama 2 Bulan

UMKM Blok M Menjerit Harga Sewa Kios Tinggi, Gubernur Ancam Putus Kerja Sama MRT Jakarta
