Polusi Udara Tingkatkan Risiko Diabetes
Polusi udara dikabarkan bisa meningkatkan risiko terkena diabetes (Foto: pixabay/juergenpm)
TIDAK banyak yang tahu bahwa polusi udara bisa meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes. Hal tersebut dipaparkan oleh dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Seperti yang dilansir dari laman Antara, menurut dr. Rudy, orang yang tinggal di lingkungan dengan polusi udara, sangat berisiko terkena diabetes. Risiko diabetes tersebut terjadi melalui mekanisme peningkatan stres oksidatif dan peradangan kronis, merujuk pada penelitian yang yang dipublikasikan dalam jurnal Therapeutic Advances in Endocrinology and Metabolism tahun 2019.
Baca Juga:
Sementara itu, dokter Rudy yang juga merupakan Founder Komunitas Sobat Diabet menjelaskan, bahwa polutan dapat mengganggu metabolisme glukosa dan insulin, bahkan bisa mengganggu metabolisme lemak tubuh.
Adapun hubungan antara polusi udara dan risiko diabetes, diperkuat dengan studi dalam jurnal Lancet Planetary Health pada Juli 2018 dan Diabetes ada Juli 2017.
Pada studi tersebut, asisten profesor dari University of Colorado in Boulder, Tanya Alderete, menemukan bahwa peningkatan polusi udara meningkatkan faktor risiko diabetes tipe 2, seperti penurunan sensitivitas insulin, serta penurunan produksi insulin pada anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Sementara itu, dokter Rudy menjelaskan, bahwa polusi membawa partikel halus, termasuk logam serta racun lainnya. Sejumlah ahli berhipotesis, peradangan akibat partikel halus pada polusi udara, bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Sementara, disisi lain, Alderete menduga bahwa polusi udara mengubah usus dengan cara yang tak sehat, dan bisa berkontribusi pada diabetes tipe 2.
Baca Juga:
Alderete menegaskan, bahwa polusi udara saja tak menyebabkan diabetes, namun merupakan konstelasi faktor risiko yang mencakup pola makan yang buruk, aktivtias fisik yang kurang, hingga paparan racun lingkungan yang lebih besar.
Mengingat bahayanya polusi udara, menjaga lingkungan yang sehat merupakan hal yang penting. Dokter Rudy mengatakan, saat ini banyak orang bisa berbuat sesuatu, dari mengurangi sampah plastik, memilih sampah sesuai jenis, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, dan sebagainya.
"Intinya mengurangi beragam aktivitas yang meningkatkan pemanasan global karena aktivitas tersebut merupakan sumber polutan bagi bumi kita," ujar Rudy.
Akhir kata, Rudy mengingatkan, bahwa orang-orang harus tetap menjaga kesehatan diri, dari mulai memilih makanan yang sehat, serta rutin berolahraga 30 menit per hari hingga 5 kali dalam seminggu. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Udara Jakarta Lebih Berbahaya 10 Kali Lipat dari Batas WHO pada Jumat (31/10), Ini Tips Bertahan Hidup dari Dinkes
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Picu Hujan Mikroplastik, Wajah Pelaku Bakar Sampah Bakal Dipajang di Medsos DLH Jakarta
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Udara Jakarta Tidak Sehat Pada Selasa (21/10) Pagi, Terburuk ke-6 Dunia
Kasus ISPA di Jakarta Terus Meroket, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Hari Ini Kualitas Udara Serpong Terburuk di Indonesia, Jakarta Nomor 3
Hari Ini Udara Jakarta Peringkat Terburuk Dunia Versi IQAir, Data Pemprov Cuma Catat 2 Titik
Jakarta di Posisi 3 sebagai Kota dengan Udara Terburuk di Dunia Hari Ini
Sistem Baru Peringatan Dini Polusi Udara Jakarta Bisa Sarankan Langkah Mitigasi 3 Hari ke Depan