Mengapa Pelangi Jadi Simbol Bendera LGBTQ+?


Sejak 1970-an, warna pelangi telah menjadi simbol kebanggaan kaum LGBTQ+. (Foto: Unsplash/Daniel James)
SEJAK tahun 1970-an, warna pelangi telah menjadi simbol kebanggaan yang mewakili LGBT dan telah diakui secara universal. Mayoritas negara bagian di Amerika Serikat selama bulan Juni atau Bulan Kebanggaan (Pride of Month) LGBTQ+ akan meriah dengan simbol warna-warni ini.
Cerita lisan menyebutkan bahwa semua bermula dari salah satu parade pada 1978. Harvey Milk, seorang pengawas kota San Fransisco dan politisi gay pertama yang terpilih untuk menjabat di California, meminta temannya, Gilbert Baker, untuk membuat simbol komunitas LGBTQ+. Itulah bendera pelangi yang sekarang kita kenal.
Milk ingin desain simbol baru itu di Gay Freedom Pride Parade di San Fransisco. Dilansir dari Reader’s Digest, Baker adalah seorang aktivis hak-hak gay yang bekerja untuk mendesain bendera garis dengan delapan warna.
Baca juga:

Setiap warna memiliki arti khusus. Merah muda melambangkan seks, merah mewakilkan kehidupan, jingga menyimbolkan penyembuhan, kuning menerangkan sinar matahari, hijau menggambarkan alam, pirus merepresentasikan sihir, biru berarti ketenangan, dan ungu menandakan semangat.
Popularitas simbol pelangi melonjak setelah pembunuhan Milk pada 27 November 1978. Karuan pembunuhan itu menyalakan api semangat kaum LGBTQ+ untuk unjuk diri.
“Banyak yang melihat bendera pelangi sebagai gambar yang indah dan membangkitkan semangat yang memenuhi kebutuhan akan simbol yang dapat dikenali untuk komunitas LGBT,” kata Peter Tatchell, seorang veteran aktivis kesetaraan dan hak asasi manusia LGBTQ+ sejak 1960-an.
Saat permintaan bendera pelangi makin meningkat, delapan warna aslinya dipersempit menjadi enam warna, yaitu merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Pengurangan warna ini membuat biaya produksi bendera lebih rendah. Juga lebih mudah diproduksi.
Baca juga:

“Tidak seperti bendera lain, bendera pelangi melampaui batas negara dan menyatukan orang-orang dari budaya yang berbeda. Ini melambangkan keluarga LGBTQ+ global dan perjuangan kebebasan kita di seluruh dunia,” kata Tatchell.
Bendera pelangi terus menjadi simbol solidaritas untuk menyatukan orang-orang dari komunitas LGBTQ+. Pada 1994, selama perayaan Gay Pride di New York, lebih dari 10.000 orang membawa bendera pelangi sepanjang satu mil memenuhi jalan-jalan Manhattan. Mereka menghormati peringatan 25 tahun Kerusuhan Stonewall tahun 1969.
Bendera Pride dikibarkan lagi di seluruh dunia pada 26 Juni 2015 saat pasangan sesama jenis diberi hak untuk menikah di 50 negara bagian Amerika Serikat.
Beberapa bangunan ikonik diterangi oleh warna bendera pelangi untuk merayakan kemenangan besar komunitas LGBTQ+, seperti Empire State Building, One World Trade, dan Gedung Putih. (vca)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pride Month 2025 Sepi dari Ingar-Bingar Perusahaan Besar, Khawatir Trump Makin Keras terhadap LGBTQ

Pesta Seks Sesama Jenis Berkedok Ulang Tahun di Setiabudi Digerebek, Jejak Trauma Kelam Pelaku Terungkap!

Kristen Stewart Akhirnya Menikahi Pasangan Sesama Jenisnya, Resepsi Digelar Sederhana di Restoran yang Asri

Imam Gay Muhsin Hendricks Dibunuh, Komnas HAM Afrika Selatan Kutuk Keras

Polisi Buka Profesi 56 Peserta Pesta Seks Gay di Hotel Jaksel, Ada Guru Hingga Dokter

53 Laki-Laki yang Diciduk Saat Pesta Gay di Jaksel Dilepas, Ini Alasan Polisi

RUU Kesetaraan Pernikahan Disahkan, Ratusan Pasangan Sesama Jenis di Thailand Gercep Gelar Akad Nikah Massal

Politikus Daerah Sumbar Rancang Perda Terkait LGBT

Thailand Jadi Negara Asia Tenggara Pertama yang Mengakui Pernikahan Sesama Jenis

Malaysia Larang Jam Pelangi, Pemakainya Bisa Dipenjara
