Headline

Korupsi Dipandang Sebagai Biang Utama Kebocoran Fiskal Indonesia

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 09 Januari 2019
 Korupsi Dipandang Sebagai Biang Utama Kebocoran Fiskal Indonesia

Ekonom UMY Ahmad Ma'ruf (Foto: umy.ac.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Tantangan perekonomian Indonesia pada tahun 2019 lumayan berat. Persoalan pertama yang harus dihadapi yakni korupsi.

Menurut ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ahmad Ma'ruf, korupsi menjadi biang utama kebocoran fiskal.

"Penyakit ekonomi berupa korupsi secara langsung menjadikan inefisiensi dan menumpulkan kemampuan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya pada "Outlook Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) for Indonesia 2019" di Yogyakarta, Selasa (8/1) kemarin.

Menurut dia, inefisiensi ekonomi dapat bersumber dari ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang rendah. Inefisiensi juga terkait dengan mental birokrasi serta sistem layanan publik yang tidak transparan.

Ilustrasi korupsi
Ilustrasi tindak korupsi (Foto: pixabay)

Pada kedua sumber tersebut, seperti infrastruktur dan sistem birokrasi terus dapat diperbaiki dan sangat terukur kemajuannya. Namun, inefisiensi ekonomi yang bersumber dari praktik korupsi menjadi kanker ekonomi yang akut menghambat pencapaian pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

"Meskipun korupsi sudah menjadi atensi khusus, bahkan secara kelembagaan sudah lama dibentuk unit khusus seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), praktik korupsi tidak menyusut. Modus operasinya pun tidak jauh berbeda dari tahun ke tahun di mana sumber aktornya tetap pada eksekutif, legislatif, dan yudikatif," katanya.

Ma'ruf sebagaimana dilansir Antara mengatakan Indonesia perlu belajar dari keberhasilan Inggris melawan korupsi melalui pembentukan lembaga pengawas keuangan negara, pelibatan sektor swasta untuk menjalankan fungsi layanan publik, reformasi sektor peradilan dan birokrasi, yang ditopang oleh kemauan kuat partai politik.

Belajar dari sejarah tersebut, menurut dia, konsistensi kebijakan menuju tata kelola yang baik (good governance) pada semua institusi publik dan pemerintahan yang bersih menjadi ikhtiar yang harus terus dilaksanakan dalam melawan korupsi.

"Membangun budaya bersih secara kolektif harus teraktualisasi dalam bentuk nyata yang pada ujungnya berimplikasi pada efisiensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," kata Ma'ruf yang juga Wakil Ketua MPM Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Politisi Demokrat Nilai Rezim Jokowi Gagal Tuntaskan Kasus HAM Masa Lalu

#Kasus Korupsi #Ketimpangan Ekonomi #Pertumbuhan Ekonomi
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Mencegah Kesucian Ibadah Tercoreng, KPK Diminta Tuntaskan Skandal Korupsi Kuota Haji Secepatnya
Penyelesaian kasus ini adalah ujian besar bagi kredibilitas KPK
Angga Yudha Pratama - Senin, 22 September 2025
Mencegah Kesucian Ibadah Tercoreng, KPK Diminta Tuntaskan Skandal Korupsi Kuota Haji Secepatnya
Indonesia
Guru Besar UNS: RUU Perampasan Aset Permudah Sita Aset Hasil Korupsi di Luar Negeri
RUU Perampasan Aset versi April 2023 mengatur mekanisme non-conviction based asset forfeiture yang memungkinkan aset dirampas tanpa putusan pidana.
Wisnu Cipto - Sabtu, 20 September 2025
Guru Besar UNS: RUU Perampasan Aset Permudah Sita Aset Hasil Korupsi di Luar Negeri
Indonesia
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Anggota Komisi XI DPR RI, Amin Ak, meminta perbankan untuk lebih giat lagi dalam menyalurkan kredit usaha.
Soffi Amira - Jumat, 19 September 2025
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Komisi III DPR Desak KPK Segera Tuntaskan Kasus Korupsi Kuota Haji
Korupsi kuota haji merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah umat.
Dwi Astarini - Jumat, 19 September 2025
Komisi III DPR Desak KPK Segera Tuntaskan Kasus Korupsi Kuota Haji
Indonesia
Dugaan Korupsi Kuota Haji Terbongkar, KPK Ungkap Alasan Khalid Basalamah Kembalikan Dolar Secara Bertahap
KPK juga telah meminta keterangan dari mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
Angga Yudha Pratama - Jumat, 19 September 2025
Dugaan Korupsi Kuota Haji Terbongkar, KPK Ungkap Alasan Khalid Basalamah Kembalikan Dolar Secara Bertahap
Indonesia
KPK Ungkap 'Rayuan' Oknum Kemenag Agar Khalid Basalamah Pindah dari Haji Furoda ke Khusus
Asep menjelaskan bahwa oknum Kemenag tersebut menjanjikan Khalid Basalamah dan ratusan jemaahnya tetap bisa berangkat haji pada tahun yang sama melalui jalur haji khusus
Angga Yudha Pratama - Jumat, 19 September 2025
KPK Ungkap 'Rayuan' Oknum Kemenag Agar Khalid Basalamah Pindah dari Haji Furoda ke Khusus
Indonesia
Bos Sritex Terseret Kasus Korupsi, Nunggak PBB Rp 1,1 Miliar ke Pemkab Sukoharjo
Pengambilalihan PT Sritex oleh kurator setelah putusan pailit ternyata berdampak besar pada kewajiban PBB di Kabupaten Sukoharjo.
Dwi Astarini - Kamis, 18 September 2025
Bos Sritex Terseret Kasus Korupsi, Nunggak PBB Rp 1,1 Miliar ke Pemkab Sukoharjo
Indonesia
Ketua Baleg DPR Pastikan RUU Perampasan Aset Dibahas Tahun ini, Tekankan Transparansi Publik
Baleg DPR menilai partisipasi publik sangat penting dalam proses pembahasan.
Dwi Astarini - Kamis, 18 September 2025
Ketua Baleg DPR Pastikan RUU Perampasan Aset Dibahas Tahun ini, Tekankan Transparansi Publik
Indonesia
Pakar Hukum UNAIR Soroti Pasal Kontroversial RUU Perampasan Aset, Dinilai Bisa Jadi Pedang Bermata Dua
RUU tersebut mengandung potensi masalah serius apabila tidak dibarengi penegakan hukum yang bersih dan berintegritas.
Dwi Astarini - Kamis, 18 September 2025
Pakar Hukum UNAIR Soroti Pasal Kontroversial RUU Perampasan Aset, Dinilai Bisa Jadi Pedang Bermata Dua
Indonesia
5 Pasal Kontroversial dalam RUU Perampasan Aset yang Perlu Direvisi, Pakar UNM Ungkap Risiko Kriminalisasi dan Kehilangan Kepercayaan Publik
RUU ini punya tujuan mulia, tetapi ada lima pasal yang harus dicermati
Angga Yudha Pratama - Rabu, 17 September 2025
5 Pasal Kontroversial dalam RUU Perampasan Aset yang Perlu Direvisi, Pakar UNM Ungkap Risiko Kriminalisasi dan Kehilangan Kepercayaan Publik
Bagikan