4 Cara Menghadapi Quarter Life Crisis, Mulai dari Self Talk


Webinar Quarter Life Crisis. (Foto: screenshot)
SELALU ada cara untuk bangkit dari keterpurukan. Fase quarter life crisis menjadi momen ketika usia 20 sampai 30-an merasa bingung mau seperti apa ke depannya, mempertanyakan hidup, dan jenuh karena pencapaian orang lain satu langkah lebih maju. Lalu, bagaimana sih cara menghadapai quarter life crisis?
Psikolog Klinis Dewasa Adriana Dewi Riani, M.Psi dalam webinar Quarter Life Crisis Sebuah Fase Dalam Kehidupan Gen Z, Sabtu (15/1) mengatakan, quarter life crisis menjadi periode seseorang merasakan ketidakpastian dalam hidup. Sudah mulai jenuh mengenai pekerjaan, finansial, hubungan, hingga akhirnya membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Adriana pun membagikan empat tips menghadapi fase quarter life crisis.
Baca juga:
1. Berbicara dengan diri sendiri

Jangan beranggapan bahwa berbicara dengan diri sendiri adalah hal yang aneh. Tanpa disadari, ada kepuasan tersendiri ketika kita berbicara dengan diri sendiri entah di depan cermin atau berhadapan dengan dinding. Dengan begitu, kamu bisa menggali kesadaran lebih dalam tentang dirimu agar bisa mengenal diri sendiri. Selain itu, kamu juga bisa berbicara dengan orang lain untuk tukar pikiran, mendapat masukan, sekaligus belajar dari pengalaman mereka.
“Gali kekuatanmu, keterbatasanmu, kamu orangnya seperti apa, dan cari support system-mu. Amati diri dan tanyakan ke orang-orang terdekat,” kata Adriana.
2. Berhenti membandingkan

Pernah tidak kamu merasa iri dengan pencapaian orang lain yang dipamerkan di media sosial? Percaya atau tidak, pasti ada perjuangan yang tidak kamu ketahui supaya bisa mendapatkan hal tersebut. Media sosial adalah tempat mengunggah dan memperlihatkan hal-hal positif dari diri kita. Jadi, berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain. Nikmati saja perjalananmu saat ini. Kamu memiliki kekuatan dan keterbatasan yang berbeda dengan orang lain.
3. Tentukan fokus

Ada dua hal yang paling sering mengurangi kebahagiaan, yakni menyesali masa lalu terus menerus dan khawatir masa depan yang berlebihan. Kita jadi lupa akan masa kini yang sedang kita jalani. Dari pada overthinking, coba syukuri dan jalani hari ini dengan baik dan lakukan semaksimal mungkin. Fokus dengan hal-hal yang bisa kita kendalikan, salah satunya mindset. Ketika punya mindset yang positif, maka mood kita juga akan baik.
Baca juga:
4. Buat rencana konkret

Tidak ada salahnya untuk membuat rencana jangka panjang. Kamu juga bisa membuat rencana jangka pendek dulu, misalnya per hari, per minggu, atau per bulan. Selain itu, buat rencana yang realistis untuk bisa kamu kerjakan dan selesaikan. Tidak terlalu banyak dan ribet, misalnya saja besok bisa bangun lebih pagi, olahraga, membereskan kamar, dan nonton Netflix. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
