Yuk Kenali Perbedaan Stres, Parental Burnout dan Depresi

Muchammad YaniMuchammad Yani - Kamis, 17 Desember 2020
Yuk Kenali Perbedaan Stres, Parental Burnout dan Depresi

Mengenal parental burnout. (Foto: Pixabay/finelightarts)

Ukuran:
14
Audio:

HINGGA saat ini beberapa kegiatan belum berlangsung normal, salah satunya ialah belajar di sekolah. Para murid terpaksa harus menimba ilmu di rumah masing-masing guna meminimalisir penyebaran virus COVID-19. Sayangnya, hal tersebut menimbulkan masalah baru.

Para orangtua merasa keteteran menghadapi tingkah laku anak selama proses belajar. Akhirnya istilah parental burnout atau kelelahan mengurus anak akhirnya menjadi populer sejak pandemi berlangsung. Lantas, apa sih bedanya dengan stres dan depresi?

Baca juga:

Lagu Seru untuk Rayakan Keberhasilan Survive di Masa Pandemi

Dilansir Antaranews.com, Rabu (16/12), Putu Andani, M.Psi., psikolog dari TigaGenerasi menjelaskan para ibu memiliki risiko lebih tinggi terkena stres, parental burnout dan depresi. Agar bisa membedakan antara stres, burnout dan depresi, Putu membaginya ke dalam tingkatan tertentu.

Parental burnout bisa mengerang ibu. (Foto: Pixabay/27707)
Parental burnout bisa mengerang ibu. (Foto: Pixabay/27707)

Stres berada di tingkatan pertama, kemudian di urutan selanjutnya ada burnout dan terakhir yang paling berbahaya ialah depresi di tingkatan ketiga. Cara membedakannya gimana? Kalau stres itu lebih singkat waktunya, cepat banget kita bangkitnya kalau burnout ini kelelahan yang luar biasa secara mental," ujar Putu.

Dampak dari parental burnout ialah timbulnya jarak ke anak. Seorang ibu merasa mengurus anak adalah pekerjaan yang tak lagi membutuhkan kedekatan emosional. "Karena kita sebenarnya penginnya off tapi enggak bisa break, akhirnya kita ke anak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya aja bukan kebutuhan emosionalnya," tuturnya.

Baca juga:

Perlu Tahu, Efek Samping Vaksin COVID-19

Parental burnout biasanya disebabkan multiperan yang dijalani ibu seperti menjadi diri sendiri, ibu, istri, pekerja dan guru. Semua tugas ini terpaksa harus dijalani secara bersamaan pada tahun 2020, sehingga banyak ibu mengalami parental burnout.

Paretal burnout berbeda dengan stres. (Foto: Pixabay/marvelmozhko)
Paretal burnout berbeda dengan stres. (Foto: Pixabay/marvelmozhko)

"Riset dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), 2020 ini berat sekali khususnya para ibu karena adaptasi yang dilakukan para ibu ini luar biasa besarnya. Peran yang sangat banyak ini perlu diadaptasikan sehingga tingkat stres terus meningkat entah itu nantinya jadi survive atau depresi," kata Putu.

Guna mengatasi parental burnout, seorang ibu harus beristirahat sejenak dari rutinitas harian. Ketika mengambil jeda, kamu bisa bercerita masalah tersebut ke teman, suami ataupun keluarga, meregulasi hingga memberikan afirmasi positif ke diri sendiri.

"Kalau misalnya burnout ini terjadi, wajib take a break, karena badan kita sama pikiran kita itu udah enggak sinkron, bonding-nya udah enggak kerasa. Nah kalau hal-hal itu sudah kita lakukan dan hal-hal itu masih terjadi segera kontak ahli," tutupnya. (Yni)

Baca juga:

'Hantaman' Pandemi COVID-19 Tak Menyurutkan Daya Beli Konsumen Indonesia

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan