Waspadai Upaya Menggagalkan Ahok sebagai Petinggi BUMN
Basuki Tjahaja Purnama. (MP/John Abimanyu)
MerahPutih.com - Pengamat politik Wempy Hadir meyakini mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jadi petinggi BUMN bukan karena bagi-bagi jabatan.
"Ahok enggak minta (jabatan), tapi diminta oleh negara karena dinilai punya kapasitas. Dan mestinya bersyukur kalau dia mau bekerja untuk negara ini," kata Wempy kepada wartawan, Kamis (15/11).
Baca Juga:
Wempy menambahkan, jika ada yang meneyerang Ahok, patut dicurigai karena bisa menganggu kestabilan politik dan keamanan dalam negeri.
"Sangat melanggar hak asasi seseorang. Dan tindakan mereka ini mengganggu kestabilan politik nasional, bisa mempengaruhi ekonomi, mempengaruhi investasi, mempengaruhi citra Indonesia di mata luar," ucap dia.
"Orang mau investasi mikir-mikir juga 'ternyata banyak juga preman-preman di negara ini yang berkeliaran.' Dan itu sangat mengganggu negara," jelas Wempy.
Baca Juga:
Ketua Komisi VI DPR: Kebijakan Ahok Terkenal Efisien, Ini Penting untuk BUMN
Karena itu, Direktur Indo Polling Network ini meminta negara segera mengambil langkah untuk menindak kelompok yang mencoba ingin menggagalkan penunjukkan Ahok.
"Gerakan ini sangat tidak masuk di akal dan perlu dicurigai. Oleh karena itu, saya kira pihak keamanan, intelijen itu harus bergerak dari awal sebelum membesar karena semakin dibiarkan orang-orang ini maka mereka semakin menjadi," pungkasnya.
Sebelumnya, kabar Ahok akan memimpin salah satu BUMN ini beredar setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu menemui Menteri BUMN Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (13/11) kemarin.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 1,5 jam tersebut, Ahok mengaku banyak berbicara dengan Erick soal perusahaan BUMN. (Knu)
Baca Juga:
Ahok Jadi Bos BUMN, Waketum Gerindra Bilang Lebih Susah Urus Warteg
Bagikan
Berita Terkait
ID Food Berencana Gadaikan Aset, DPR: Jaminan Pinjaman harus Opsi Terakhir, bukan Pilihan Utama
Pendapatan Pertamina Tembus Rp 1.127 Triliun, Laba Bersih Rp 54 Triliun
Gubernur DKI Jakarta Pramono Tanggapi Pernyataan Ahok Monas akan Kebanjiran jika Tanggul Laut Mutiara Jebol
Garuda Tunda Pengadaan Pesawat Baru, Prioritasnya Perbaikan Armada
BUMN Banyak Masalah, Danantara Siapkan Solusi Ini
Dapat Suntikan Modal 23,67 Triliun, Garuda Indonesia Janji Perkokoh Operasional
Pemerintah Ubah Aturan, Minyakita Hanya Akan Didistribusikan Oleh BUMN
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Danantara Optimis Raih Rp 140 Triliun Pada 2025 Dari Dividen BUMN
Menkeu Perintahkan Pemda Simpan Duit Lebih di BPD Tidak di Bank BUMN