Waspadai Sindroma Alice in Wonderland pada Anak

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 20 Juli 2023
Waspadai Sindroma Alice in Wonderland pada Anak

AIWS adalah distorsi sensorik yang sering muncul dalam bentuk mikropsia atau makropsia. (Pexels/Naele Souza)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SINDROMA Alice in Wonderland atau Alice in Wonderland Syndrome (AIWS) merupakan kondisi neurologis di mana kemampuan otak untuk memproses masukan sensorik terganggu.

Kondisi itu mengubah persepsi visual seseorang dan bahkan dapat mendistorsi rasa realitas mereka. Dalam kebanyakan kasus, hal ini bersifat sementara. Kabar baiknya adalah, sindroma itu bukanlah sesuatu yang berbahaya dengan sendirinya.

Baca Juga:

Hanya dengan Meremas dapat Tingkatkan Daya ingat

sindrom
Sindroma itu biasanya dianggap sebagai masalah penglihatan atau bahkan halusinasi, padahal sebenarnya bukan keduanya. (Pexels/Becerra Govea Photo)

Sindrom yang dinamai dengan tepat (merujuk pada cerita anak-anak terkenal tulisan Lewis Carroll) ini dikatakan langka. Namun, bisa jadi demikian karena fakta bahwa penelitiannya terbatas. Kemudian dalam banyak kasus, bisa jadi tidak dilaporkan bahkan disalahpahami.

Para ahli mengatakan, sindroma ini biasanya dianggap sebagai masalah penglihatan bahkan halusinasi, padahal sebenarnya bukan keduanya.

Sebaliknya, ahli saraf kognitif dan direktur pendiri Penn Center for Neuroaesthetics Anjan Chatterjee, MD, mengatakan AIWS adalah "distorsi sensorik". Dia menjelaskan hal ini sering muncul dalam bentuk mikropsia, di mana objek visual dianggap lebih kecil dari aslinya, atau makropsia, di mana objek visual dianggap lebih besar dari aslinya.

Sementara litu, ahli saraf di Klinik Cleveland MaryAnn Mays, MD, yang berspesialisasi dalam pengobatan sakit kepala, mengatakan beberapa laporan juga mengindikasikan AIWS dapat menyebabkan distorsi lain seperti objek di ruangan yang terlihat datar (dua dimensi) atau ruangan yang tampak miring.

Beberapa orang bahkan melaporkan rasa waktu yang terdistorsi seperti segala sesuatu terasa dipercepat atau diperlambat.

“Bisa juga ada perasaan depersonalisasi selama episode, di mana seseorang mungkin merasa seperti melihat ke bawah pada diri mereka sendiri seolah-olah terlepas dari tubuhnya,” lanjut Mays seperti dituliskan Parents.com.

Meskipun tampaknya lebih sering terjadi pada anak-anak, Chatterjee mengatakan orang dewasa juga dapat mengalami AIWS. Faktanya, menutut Mays, mungkin saja orang dewasa juga sama seringnya mengalami AIWS tetapi merasa tidak nyaman membicarakannya.

Dalam kasus yang jarang terjadi, AIWS mungkin juga merupakan hasil dari sesuatu yang lebih serius seperti tumor otak, tetapi biasanya disertai dengan gejala terkait tumor lainnya seperti kesulitan berjalan atau berbicara.

Mays mengatakan setiap kali seorang anak mengalami gejala yang tidak biasa, ada baiknya memeriksakan diri ke penyedia layanan kesehatan tentang apa yang menyebabkannya.

Dia juga menyarankan untuk berhati-hati agar tidak salah mengira perubahan mental yang menyertai demam yang sangat tinggi untuk AIWS, karena yang pertama mungkin memerlukan rawat inap.

Namun, jika demam sudah terkontrol dengan baik dan tidak ada gejala darurat, AIWS sendiri tidak memerlukan penanganan segera.

Baca Juga:

Sorry Sindrome, Ketika Seseorang Terus Minta Maaf

sindrom
Sindroma ini sering didiagnosa sebagai gangguan pada mata. (Unsplash/Eleanor)

Pengobatan


"Orangtua harus tahu bahwa tidak ada pengobatan untuk AIWS selain mengobati apa yang menjadi penyebabnya," kata Chatterjee. Itu mungkin berarti mengobati kejang, migrain, atau membiarkan flu berlalu dengan sendirinya.

“Jika AIWS disebabkan oleh migrain, orangtua harus tahu bahwa banyak obat migrain yang tersedia tampaknya membantu mencegah gangguan pemrosesan visual ini,” tambah Mays.

Selain itu, pengalaman dengan AIWS mungkin mendorong perjalanan ke dokter mata, tetapi Chatterjee mengatakan ini sebenarnya tidak terkait dengan penglihatan.

"Ketika AIWS terjadi, dokter mata tidak akan melihat ada yang salah dengan retina pasien karena ini tidak terkait dengan penglihatan tetapi lebih ke daerah otak yang lebih tinggi yang benar-benar membantu kita mengumpulkan objek yang kita lihat di depan kita," jelas Chatterjee.

"Inilah mengapa kami menganggap itu ada hubungannya dengan pemrosesan input visual otak yang sedang terganggu," ujarnya.

Lebih banyak kesadaran akan kondisi ini dapat membantu mencegah kesalahan diagnosis. "Sangat penting untuk membedakan episode AIWS dari halusinasi, yang memiliki hubungan lain, seperti skizofrenia. Kondisi ini bukan kondisi dalam kategori penyakit mental," kata Chatterjee.

Berbicara secara anekdot, ketakutan akan diagnosis halusinasi atau penyakit mental yang tidak tepat bahkan dapat mencegah beberapa pasien (atau orangtua mereka) melaporkan episode AIWS. Itu bisa menjadi alasan mengapa hal itu masih kurang dibahas, bahkan di komunitas medis. (aru)

Baca Juga:

Begini Cara Flexing Versi Low Key

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Kemenkes membuka layanan healing 119.id bagi warga yang mengalami stres, depresi atau memiliki keinginan bunuh diri.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Indonesia
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Tercatat, ada sekitar 20 juta rakyat Indonesia didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental dari data pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang dilakukan.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Bagikan