Kesehatan

Waspada Zoonosis, Peneliti di Australia Temukan Varian Baru Virus Hendra

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Selasa, 24 Mei 2022
Waspada Zoonosis, Peneliti di Australia Temukan Varian Baru Virus Hendra

Varian baru virus Hendra yang dapat menular ke kuda dan manusia. (Foto: Wikipedia)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

PANDEMI COVID-19 membuat para peneliti berusaha keras mencegah munculnya zoonosis baru. Zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari satwa liar ke manusia. Salah satu hewan yang mendapat perhatian adalah kelelawar atau kalong.

Peneliti Griffith University telah menemukan varian baru virus Hendra yang dapat menular ke kuda dan manusia. Virus jenis baru ini tersebar jauh lebih luas di seluruh Australia daripada yang diketahui sebelumnya.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Emerging Infectious Disease, dikatakan varian tersebut terdeteksi dalam urin kalong berkepala hitam dan abu-abu melintasi persebaran geografis yang luas dari pantai utara-tengah New South Wales (NSW) hingga Queensland bagian tenggara.

Baru-baru ini, varian baru virus Hendra (HeV-g2) tersebut ditemukan pada sampel kuda yang mati pada 2015 karena sakit akut dan sebelumnya terdeteksi pada organ kalong.

“Deteksi varian baru Hendra dalam urin itu penting, karena kontak dengan urin rubah terbang yang terinfeksi adalah bagaimana kuda bisa terinfeksi,” kata pemimpin peneliti Dr Alison Peel dari Centre for Planetary Health and Food Security Australia seperti diberitakan Griffith News.

“Studi kami, mengungkapkan asosiasi dengan spesies kalong tertentu, membantu mengidentifikasi distribusi varian pada hewan-hewan ini dan risiko penyebaran ke kuda dan kemudian manusia," dia menjelaskan.

“Persebaran flying fox berkepala abu-abu meluas ke wilayah NSW, Victoria dan Australia Selatan yang biasanya tidak dianggap berisiko tinggi untuk penularan Hendra. Namun, bukti kami menunjukkan bahwa risiko virus Hendra pada kuda dan pengasuhnya harus menjadi pertimbangan di mana pun rentang kalong dan kuda berinteraksi,” ujarnya

Baca juga:

Mengenal Virus Cacar Monyet yang sedang Berjangkit di Inggris

Waspada Zoonosis, Peneliti di Australia Temukan Varian Baru Virus Hendra
Varian tersebut terdeteksi dalam urin kalong berkepala hitam dan abu-abu. (Foto: Unsplash/Nils Bouillard)

Virus Hendra merupakan patogen yang bersirkulasi secara alami pada kalong atau kelelawar (flying fox) Australia dari genus Pteropus. Penularan varian virus Hendra asli dari kelelawar ke kuda telah terdeteksi 65 kali dan empat dari tujuh orang yang terinfeksi selanjutnya dari kuda telah meninggal.

Pada Oktober 2021, varian baru HeV-g2 dari virus Hendra diketahui telah mengakibatkan kematian seekor kuda di dekat Newcastle, New South Wales, Australia, lebih jauh ke selatan daripada yang sebelumnya terdeteksi pada kuda.

“Karena sifat yang sangat spesifik dari tes genetik untuk mendeteksi virus Hendra, varian dengan urutan genetik yang berbeda dapat tetap tidak terdeteksi. Strain virus HeV-g2 baru tidak akan terdeteksi oleh jenis analisis genetik yang digunakan dalam pengawasan skala besar sebelumnya terhadap inang potensial,” kata Peel.

Dia menambahkan, pihaknya menggunakan jenis tes genetik baru yang dapat mendeteksi kedua varian, yang dikembangkan oleh kolaborator mereka di University of Sydney dan CSIRO. Tes itu kemudian digunakan untuk menyaring sampel urin kalong yang dikumpulkan di area yang luas di timur laut NSW dan Queensland bagian tenggara.

Baca juga:

Semprotan Hidung untuk Vaksin COVID-19 Sedang Dikembangkan

Waspada Zoonosis, Peneliti di Australia Temukan Varian Baru Virus Hendra
Informasi itu akan membantu pemilik kuda dan dokter hewan di seluruh Australia. (Foto: Unsplash/Soledad Lorieto)

Studi ini menyaring lebih dari 6.000 sampel urin kalong yang dikumpulkan antara Desember 2016 dan September 2020 sebagai bagian dari program penelitian Bat One Health yang dilakukan bekerja sama dengan Montana State University dan Rocky Mountain Laboratories.

“Varian HeV-g2 terdeteksi di semua musim, tapi dominan pada bulan-bulan yang lebih dingin antara akhir Mei–akhir Agustus, yang konsisten dengan kemunculan varian virus Hendra asli di wilayah yang sama,” Peel memaparkan.

“Bukti langsung HeV-g2 ditemukan dalam sampel urin yang diambil dari kelelawar; satu dari kalong berkepala abu-abu betina remaja dan yang lainnya dari kalong hitam jantan dewasa," ujarnya.

“Kami juga menggunakan analisis DNA pada sampel yang dikumpulkan di bawah sarang rubah terbang untuk menunjukkan bahwa rubah terbang hitam dan rubah terbang berkepala abu-abu berkontribusi dan merupakan reservoir potensial virus,” tambah Peel.

Deteksi varian virus Hendra baru berkisar dari Brisbane hingga Nambucca Heads di NSW. Ini memperluas jangkauan varian baru yang diketahui, yang sebelumnya hanya terdeteksi di Australia Selatan, Victoria, dan Australia Barat.

Informasi tersebut akan membantu pemilik kuda dan dokter hewan di seluruh Australia mempertimbangkan risiko virus Hendra dan mengambil langkah-langkah seperti memvaksinasi kuda mereka untuk mengurangi risiko ini.

Peel dan tim menyarankan bahwa pengembangan panel alat diagnostik yang lebih komprehensif diperlukan untuk mendeteksi penularan dari satwa liar ke hewan peliharaan dan manusia.

Sehingga hasilnya dapat memandu keputusan tentang pengawasan penyakit yang tepat pada kuda, untuk mendukung perkiraan risiko penularan, mengelola biosekuriti, dan menginformasikan saran yang diberikan kepada pemilik kuda, dokter hewan, dan orang lain yang berinteraksi dengan kuda.

Terkait dengan pencegahan zoonosis Peel menekankan pentingnya mendukung kelelawar tetap hidup di ekosistem alaminya, “Mereka adalah spesies yang dilindungi dan kelelawar yang sehat berarti lebih sedikit penularan dan kesehatan yang lebih baik bagi manusia."

Kalong yang melakukan perjalanan jarak jauh melintasi lanskap, memainkan peran penting dalam penyerbukan dan memelihara hutan asli di Australia. "Melindungi kelelawar dan habitat alaminya di seluruh wilayah jelajahnya yang luas, merupakan kemenangan tiga kali lipat bagi kesehatan manusia, konservasi alam, dan bagi kelelawar," demikian jelas Peel. (aru)

Baca juga:

Segala Hal Tentang Flu Singapura

#Kesehatan #Virus
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan