Kesehatan

Segala Hal Tentang Flu Singapura

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 19 Mei 2022
Segala Hal Tentang Flu Singapura

Penyakit flu Singapura mudah menular dan sering menyerang anak-anak usia 5–10 tahun. (Foto: freepik/rawpixels)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

DALAM beberapa hari terakhir, Flu Singapura ini jadi obrolan di lini masa. Flu Singapura merupakan penyakit infeksi virus yang menyebabkan timbulnya sariawan di mulut dan luka lepuh di kulit. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot, and mouth disease).

Flu Singapura atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah penyakit yang mudah menular dan sering menyerang anak-anak usia 5–10 tahun. Walaupun lebih sering menyerang anak-anak, flu Singapura juga bisa menyerang orang dewasa.

Baca Juga:

Lagi Musim Sakit, Yuk Intip Kiat Mencegah Flu Menurut Dokter

Hand, foot, and mouth disease berbeda dengan foot and mouth disease. Foot and mouth disease adalah penyakit pada hewan yang tidak menular ke manusia. Selain itu, walaupun disebabkan oleh kelompok virus yang sama, flu Singapura berbeda dengan herpangina. Pada herpangina, tidak terjadi ruam pada tangan dan kaki.

Pada umumnya, penderita akan mengalami demam atau sakit tenggorokan, kemudian 1–2 hari setelahnya akan muncul sariawan, ruam, dan lepuh. (Foto: freepik/prostooleh)

Penyebab dan Faktor Risiko Flu Singapura

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Indonesia, Flu Singapura disebabkan oleh infeksi Coxsackievirus A16 dan Coxsackievirus A6, yaitu jenis virus yang termasuk kelompok Enterovirus. Pada beberapa kasus, jenis lain dari Enterovirus seperti Enterovirus 71 juga bisa menyebabkan flu Singapura.

Virus penyebab flu Singapura hidup di cairan hidung dan tenggorokan, air liur, tinja, serta cairan dari lepuh pada kulit. Oleh sebab itu, seseorang dapat tertular penyakit ini melalui berbagai cara berikut:

- Berbagi alat makan atau minum dengan penderita.

- Tidak sengaja menghirup percikan liur ketika penderita bersin atau batuk.

- Menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh tinja penderita (misalnya ketika mengganti popok bayi).

- Menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau memasukkan jari ke dalam mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Flu Singapura dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih banyak dialami oleh anak-anak berusia di bawah 10 tahun, terutama anak yang sering dititipkan di fasilitas penitipan anak.

Gejala Flu Singapura

Gejala awal flu Singapura ini bisa muncul 3–6 hari setelah seseorang terinfeksi virus. Dilansir Alodokter, pada umumnya, penderita akan mengalami demam atau sakit tenggorokan, kemudian 1–2 hari setelahnya akan muncul sariawan, ruam, dan lepuh.

Penderita flu Singapura bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut:

- Demam dan sakit tenggorokan

- Sariawan yang terasa nyeri di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.

- Hilang nafsu makan.

- Ruam merah yang tidak terasa gatal, terkadang disertai lepuhan di telapak tangan, telapak kaki, dan bokong.

- Rewel.

- Nyeri perut.

- Batuk.

Cegah flu Singapura salah satunya dengan rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. (Foto: freepik/user18526052)

Baca Juga:

Benarkah Obat Flu Avigan Efektif Obati Virus Corona?

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika kamu atau si kecil mengalami gejala di atas ya, terutama bila sebelumnya ada kontak dengan seseorang yang menunjukkan gejala tersebut. Pemeriksaan juga perlu segera dilakukan bila mengalami sariawan yang sampai menyebabkan sulit makan dan minum, memicu dehidrasi berat, atau bila keluhan lain dirasakan makin memburuk.

Dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami pasien, riwayat aktivitas dan perjalanan pasien sebelumnya, disertai pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melihat pola dan penyebaran ruam dan sariawan. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis.

Beberapa pemeriksaan lanjutan tersebut meliputi:

-Tes darah.

- Tes feses.

- Tes usap.

Pengobatan Flu Singapura

Pada sebagian besar kasus, flu Singapura tidak membutuhkan pengobatan khusus karena gejalanya akan mereda setelah 7–10 hari. Namun, untuk meredakan keluhan dan mempercepat pemulihan, biasanya Dokter akan meresepkan sejumlah obat berikut:

- Paracetamol atau ibuprofen, untuk meredakan demam dan mengurangi rasa nyeri.

- Salep kulit, untuk mengurangi keluhan pada kulit, termasuk ruam, lepuh, dan gatal di kulit.

- Tablet isap, untuk mengurangi nyeri tenggorokan.

Pada flu Singapura, pasien juga akan dianjurkan untuk minum air es atau makan es krim guna membantu mengurangi peradangan, serta banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.

Komplikasi Flu Singapura

Seperti telah dijelaskan di atas, flu Singapura biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, flu Singapura dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

- Dehidrasi akibat sariawan yang membuat penderita sulit minum.

- Ensefalitis.

- Meningitis.

- Miokarditis.

- Paralisis atau kelumpuhan.

Pencegahan Flu Singapura

Flu Singapura dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan benda-benda di sekitar yang bisa menjadi media penularan penyakit ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk kamu dan si kecil untuk mencegah flu Singapura adalah:

- Rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, khususnya setelah BAB, mengganti popok anak, menyiapkan makanan, dan sebelum makan.

- Tidak berbagi alat makan dan minum, serta kontak dekat dengan seseorang yang sedang sakit.

- Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, bisa dengan memakai tisu atau menggunakan lipat siku bagian dalam.

- Rutin membersihkan benda yang dapat menjadi media penularan virus seperti gagang pintu, meja, dan remote tv, dengan benar.

- Beristirahat di rumah bila sedang mengalami gejala flu Singapura, sampai kondisi benar-benar pulih.

(dgs)

Baca Juga:

Penelitian: Pilek Memberikan Perlindungan Terhadap COVID-19

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan