Washington DC Mulai Rusuh, Pentagon Kirim Ribuan Tentara ke Ibu Kota AS


Aksi protes di area permukiman Uptown di Chicago, Amerika Serikat (AS)respons terhadap pembunuhan George Floyd oleh polisi. ANTARA FOTO/Xinhua-Chris Dilts/hp.
MerahPutih.com - Pentagon memindahkan sekitar 1.600 tentara ke Washington DC. Pemindahan ini sekaligus menegaskan status "siaga tinggi" pasca-serangkaian aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, warga kulit hitam yang tewas karena disiksa anggota kepolisian, yang berujung kericuhan di Ibu Kota Amerika Serikat (AS) itu.
"Tentara-tentara itu ditempatkan di pangkalan militer di Wilayah Capitol Nasional," kata Jurubicara Pentagon Jonathan Rath Hoffman, dikutip dari Reuters, Rabu (3/6).
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA] The Simpson Sudah Ramalkan Kerusuhan di Amerika Serikat
Hoffman menjelaskan pasukan itu terdiri polisi militer, batalion infantri dan mereka yang memiliki kemampuan teknik khusus. Namun, dia menambahkan tetapi pasukan ini tidak ikut berpartisipasi dalam dukungan pertahanan untuk operasi otoritas sipil.
Floyd, 46, meninggal pada Senin (25/5) pekan lalu, dikutip Antara, setelah video menunjukkan seorang petugas kepolisian Minneapolis berkulit putih menekan leher Floyd dengan lutut selama hampir sembilan menit.
Peristiwa ini menyulut kemarahan yang melanda negara yang terpecah secara politik dan rasial itu menjelang pemilihan presiden pada November dan di tengah pandemi virus corona yang membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan. Komunitas minoritas sangat terpukul oleh pandemi dan kebijakan pembatasan tersebut.
Baca Juga:
Pria Kulit Hitam Tewas saat Ditangkap Polisi di Amerika Serikat, ini Kisahnya
Pihak berwenang memberlakukan jam malam di puluhan kota di seluruh Amerika, yang terbesar sejak 1968 setelah pembunuhan Martin Luther King Jr, yang juga terjadi selama kampanye pemilihan presiden dan di tengah pergolakan demonstrasi anti-perang.
Di Santa Monica, toko-toko kelas atas dijarah di sepanjang Third Street Promenade yang populer di kota itu sebelum polisi bergerak untuk melakukan penangkapan. Vandalisme itu terjadi setelah pawai yang sebagian besar berlangsung damai di kota tepi pantai itu.

Lebih jauh ke selatan, di Long Beach pinggiran kota Los Angeles, sekelompok pria dan wanita muda menghancurkan jendela pusat perbelanjaan dan menjarah toko-toko sebelum mereka dibubarkan sebelum berlakunya jam malam pada pukul 6 sore waktu setempat.
Di Washington DC pengunjuk rasa memicu kebakaran di dekat Gedung Putih, dengan asap yang bercampur dengan awan gas air mata mengepul ketika polisi berusaha untuk membubarkan mereka dari daerah tersebut.
Kekerasan sporadis pecah di Boston menyusul protes damai ketika para pegiat melempar botol ke arah petugas polisi dan membakar sebuah mobil. Philadelphia mengumumkan pukul 6 sore sampai jam 6 pagi sebagai jam malam setelah seharian protes dan penjarahan. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia

Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Meksiko Kirim 26 Tokoh Kartel Narkoba ke AS, Ada Deal dengan Trump

UFC akan Gelar Pertarungan Perdana di Gedung Putih, Rayakan 250 Tahun AS

Gedung Putih Umumkan Rencana Pembangunan Ballroom Baru Senilai Rp 3,2 Miliar, Dana Disumbang Trump dan Donor Anonim

Sarang Tawon Radioaktif Ditemukan di Situs Bekas Pembuatan Bom Nuklir, Pengelola Malah Nyatakan itu tak Berbahaya
