Wadah Plastik dapat Kontaminasi Makanan
Bahaya plastik pada kesehatan. (Unsplash/Merakist)
MENURUT penelitian di Amerika, beberapa wadah plastik, seperti botol susu dan sampo, dinyatakan positif mengandung PFAS. Bahan kimia berbahaya ini mampu menyebar ke makanan dalam waktu seminggu.
Penelitian baru dari University of Notre Dame, Indiana Amerika Serikat, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters, menunjukkan untuk pertama kalinya kemampuan PFAS bermigrasi ke produk makanan dan pelarut dalam waktu seminggu.
Baca Juga:
PFAS, biasa disebut sebagai 'bahan kimia yang kekal', adalah zat per dan polifluoroalkil, senyawa kimia yang digunakan sejak tahun 1950-an dan terdapat dalam beberapa kemasan pakaian, kosmetik, dan makanan. PFAS memang dapat hancur dengan sendirinya namun pada waktu yang sangat lama. Oleh sebab itu mereka dikenal sebagai bahan kimia yang kekal.
Hasil studi baru-baru ini menunjukkan bahwa PFAS dapat bermigrasi dari wadah plastik berflourinasi dan polietilen densitas tinggi (HDPE) ke dalam makanan. Tentu saja membuat konsumen terpapar bahan kimia berbahaya. Memang, zat yang sama ini dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti kanker prostat, ginjal dan testis, serta penyakit tiroid.
Badan Pangan, Lingkungan, dan Kesehatan & Keselamatan Kerja Prancis (ANSES) memperingatkan bahwa PFAS dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, dapat menyebabkan kanker, dan dapat berdampak pada kesuburan dan perkembangan janin.
Para peneliti menganalisis kadar PFAS dalam minyak zaitun, saus tomat, dan mayones yang telah bersentuhan dengan wadah plastik berfluorinasi selama tujuh hari.
Baca Juga:
Berdasarkan jumlah yang ditemukan dalam contoh makanan yang berbeda. Penelitian yang dilakukan memperkirakan cukup banyak PFAS yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Para peneliti menunjukan bahwa makanan itu disimpan dalam wadah yang menjadi risiko paparan yang signifikan.
Jenis wadah ini biasanya tidak ditujukan untuk penyimpanan makanan. Namun demikian, tidak ada yang mencegah wadah itu digunakan untuk penyimpanan makanan saat ini.
"Bahwa PFAS tidak terurai dan tidak hilang. Bahan kimia ini dapat pula masuk ke air tanah, masuk ke sistem biologis kita, dan menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan, ”kata Graham Peaslee, profesor fisika di Departemen Fisika dan Astronomi di Notre Dame dan peneliti studi tersebut. (ahs)
Baca Juga:
5 Hal yang Harus Kamu Tahu Mengapa Plastik Bisa Menghancurkan Laut!
Bagikan
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas