Virus Korona Merebak, Indonesia Harus Waspadai Potensi Besar Penyebaran dari Tiongkok


Rumah Sakit Pusat Wuhan menunjukkan staf medis merawat pasien, di Wuhan, China. ANTARA/REUTERS/Weibo/aa. (via REUTERS/Social Media)
MerahPutih.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR Anshory Siregar meminta pemerintah melakukan langkah terukur dan terencana dalam mencegah masuknya wabah corona ke Indonesia.
Politikus PKS itu menyatakan, Indonesia harus mengantisipasi dan memonitor perkembangan virus tersebut.
Baca Juga:
Antisipasi Virus Korona, Warga yang Datang dari Luar Negeri Bakal Diperiksa
“Sejauh ini belum ada kasus penyebaran virus korona di Indonesia. Namun, potensi bahaya terus ada sebab Indonesia memiliki perjanjian visa bebas dengan Tiongkok sehingga berpergian di kedua negara cukup mudah," ujar Anshory dalam siaran persnya, Sabtu (25/1).
Dia menambahkan, berdasar catatan, Indonesia memiliki 2.500 mahasiswa di Tiongkok. Di antaranya ada 428 mahasiswa dan 40 pelajar Indonesia di Wuhan.
Dia mengatakan, jika otoritas Tiongkok gagal mengatasi penyebaran virus ini, pemerintah perlu memastikan bahwa mereka dalam keadaan aman dan dalam kondisi yang baik.
“Langkah mitigasi perlu dilakukan oleh seluruh otoritas terkait, (karena) penyebarannya kini sudah menjalar ke beberapa negara yang dekat dengan Indonesia. Temuan terbaru di Thailand sudah dua orang dan satu di Singapura," kata legislator dari daerah pemilihan Sumatera Utara (Sumut) III, itu.

Anshory menjelaskan, tercatat ada 544 kasus gejala penyakit korona yang terkonfirmasi di Tiongkok, dua di Thailand, sedangkan satu di Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Amerika Serikat.
Anshory mengingatkan Kemenkes dan Kemenlu perlu melakukan koordinasi intensif dalam mengantisipasi penyebaran virus ini. Di antaranya memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait virus ini secara optimal. Terutama bagi mereka yang hendak bepergian ke daerah-daerah yang terindikasi telah terjadi penyebaran virus korona ini.
Baca Juga:
“Pihak Imigrasi harus antisipasi dengan memperketat masuk keluarnya pengunjung terutama yang berasal dari Tiongkok secara proporsional. Otoritas bandara harus melakukan scanning dengan alat deteksi penyakit. Pun demikian dengan proses karantina hewan-hewan yang diimpor dari Tiongkok," ujar Anshory.
Sebagai informasi, korona adalah wabah yang disebabkan oleh Novel coronavirus (2019-nCoV). Virus ini pertama kali dilaporkan oleh World Health Organization (WHO) pada 31 Desember 2019 dan muncul pertama kali di Wuhan, RRT.
Virus ini menyebabkan penyakit mirip pneumonia yang dapat menimbulkan kematian bagi para penderitanya. Virus ini berasal dari hewan seperti ular, kelelawar dan hewan peliharaan. Sebagian besar penderita diketahui sempat bepergian ke Wuhan. WHO di Geneva akan segera mengadakan pertemuan di pekan ini untuk mendiskusikan apakah virus ini termasuk dalam katagori darurat epidemik atau tidak. (Knu)
Baca Juga:
Virus Korona Jangkiti 800 Orang di Tiongkok, 25 Meninggal Dunia
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Perintahkan Menteri Gerak Cepat Lakukan Hilirisasi, Kerjasama Dengan China

PM Tiongkok Datang ke Indonesia, HBKB Sudirman-Thamrin Dihentikan Sementara

Jakarta Diproyeksikan Bakal Dibajiri Barang dari Tiongkok dan Vietnam

2 Train Set KRL Dari Tiongkok Kembali Datang, KAI Commuter Ingin Percepat Pengujian dan Sertifikasi

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Apa Itu Virus HMPV: Gejala, Penyebaran, dan Cara Menghadapinya

31 Tahun Beroperasi, 'Niu An Cong' Kini Hadir di Indonesia

China Berharap Hubungan Dengan Indonesia Tambah Kuat

Tiongkok Sudah Punya Kereta Tanpa Rel Sejak 2018

Ekonomi Tiongkok Melambat, AS Mulai Tumbuh Baik
