Vape Jadi Solusi Alternatif Kurangi Kecanduan Rokok
Ilustrasi vape. Foto: ist
MerahPutih.com - Koalisi Indonesia Bebas Tar (KABAR) menyatakan Rokok elektrik atau Vape dinilai dapat menjadi suatu alternatif penyembuhan untuk mengurangi kecanduan atau ketergantungan terhadap rokok konvesional.
Ketua KABAR, Amaliya, mengatakan hal tersebut dalam diskusi publik bertajuk "Produk Tembakau Alternatif dalam Perspektif Kesehatan", yang bekerja sama dengan Academic Leadership Grant (ALG) Universitas Padjadjaran di Fakultas Kedokteran Gigi Unpad
"Mengurangi risiko kesehatan dari konsumsi rokok melalui konsep harm reduction (pengurangan risiko) dengan cara berganti pada produk tembakau alternatif," ujar Amaliya seperti dilansir Antara.
Menurutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan di sisi rongga mulut tepatnya di pipi bagian dalam menunjukan adanya perubahan atau ketidakstabilan sel dari perokok tembakau. Ketidakstabilan sel ini menjadi indikasi potensi terjadinya kanker mulut.
Sementara untuk perokok elektrik memperlihatkan tidak adanya perubahan ketidakstabilan sel. Hal tersebut juga serupa seperti ditunjukan oleh bukan perokok.
"Sehingga bisa kami ambil kesimpulan pengguna rokok elektrik tidak mengalami ketidakstabilan sel yang dialami oleh tembaka," kata dia.
Di sisi bahan yang digunakan, liquid atau cairan vape, dinilai tidak begitu berbahaya bagi kesehatan. Sejak cairan diuapkan atau dipanaskan oleh Mod atau alat vape, hanya terjadi lima perubahan zat racun. Sementara tembakau, setelah dibakar menghasilkan 400 racun.
"Tapi memang untuk rokok elektrik masih dalam ambang batas sebagai kontaminan di banding rokok tembakau. Rokok tembakau menghasilkan 400 racun jauh sekali di banding zat dari vape yang hanya 5-10 zat.
Salah satu zat yang dihasilkan dari pembakaran rokok adalah tar, yang juga dapat ditemui pada asap pembakaran kayu, sampah, batu bara atau asap dari knalpot kendaraan bermotor.
Sementara itu, rokok elektrik atau vape, tidak menghasilkan asap seperti rokok biasa, melainkan uap, sehingga tidak menghasilkan tar.
"Tapi tetap keputusan terbaik agar tidak terkena penyakit akibat rokok adalah dengan berhenti secara total," katanya.
Meski dinilai lebih aman dibanding rokok tembakau, ia juga menekankan perlu adanya regulasi bagi vape agar tidak menambah jumlah orang yang tertarik merokok karena vape, bukannya menurunkan jumlah perokok aktif yang beralih ke vape demi mengurangi rokok dan menurunkan risiko kesehatan. (*)
Bagikan
Berita Terkait
BNN Bongkar Jaringan Ekstasi Sumatera-Sulawesi Pakai Modus Penyamaran Vape
Begini Kata BNN Soal Peluang Indonesia Larang Peredaran dan Pemakaian Vape
Singapura Serius nih, Pengguna Vape yang Kena Razia akan Kena Hukuman Cambuk dan Denda, Wisatawan Juga Bisa Kena Loh
Narkoba Merambah ke Vape Pods, BNN Cek Berbagai Merek Vape di Indonesia
Penelitian Klaim Rokok Elektrik Jadi Jawaban Ampuh Berhenti Merokok, Tingkat Keberhasilan Hampir Tiga Kali Lipat dari Terapi NRT
Singapura Resmi Larang Pemakaian Vape, Dianggap Sama seperti Narkoba
Vape yang Sebabkan Pemakainya seperti ‘Zombie’ Berpotensi Masuk Indonesia, DPR Peringatkan Polisi hingga BPOM Jangan Diam Saja
Ribuan Vape Zombie Masuk Indonesia, Diselundupkan dari Malaysia dan Singapura
Praktisi Kesehatan: Tidak Benar Vape Lebih Baik daripada Rokok Konvesional
DPRD DKI Usul Vape Dilarang di Ruang Publik dan Sanksi untuk Pelanggar