Vaksinolog Sebut Penderita Diabetes Boleh Divaksin COVID-19, Asal...

Ilustrasi - Vaksinasi COVID-19 atau vaksin virus corona. ANTARA/Shutterstock/pri. (ANTARA/Shutterstock)
Merahputih.com - Dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengatakan bahwa penderita diabetes yang tidak memiliki kondisi akut boleh melakukan vaksinasi COVID-19.
“Selama tidak ada penyulit atau kondisi yang akut misalnya infeksi berat atau ada luka yang besar itu boleh vaksinasi COVID-19. Tetapi jika ada kondisi tersebut, maka vaksinasinya ditunda,” ujar dr. Dirga dikutip Antara, Kamis (29/7).
Baca Juga:
Ketua DPD Optimistis Vaksin Nusantara Mampu Atasi Pandemi COVID-19
Sehingga, ‘screening’ sebelum melakukan vaksinasi COVID-19 bagi penderita diabetes sebenarnya sudah disederhanakan. Hal itu mengingat, di beberapa daerah cukup sulit untuk sekadar melakukan cek gula darah, ujarnya.
Jika sebelumnya patokan bagi penderita diabetes sebelum melakukan vaksinasi adalah tingkat gula darah, dr. Dirga mengatakan bahwa saat ini vaksinasi dapat dilakukan jika tidak memiliki kondisi akut seperti infeksi berat.
Vaksinolog pertama di Indonesia itu juga mengatakan, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2, diperbolehkan melakukan vaksinasi COVID-19.
“Diabetes ada tipe 1 dan tipe 2, keduanya boleh vaksinasi COVID-19, tidak ada masalah,” kata dr. Dirga.

Namun, dr. Dirga tetap menganjurkan kepada penderita diabetes untuk melakukan cek ke dokter sebelum melakukan vaksinasi COVID-19 karena kalangan tersebut memang harus rutin mengetahui bahwa kondisinya terkontrol dengan baik.
Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai efek samping atau yang disebut dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) setelah vaksinasi COVID-19 seperti demam, sakit kepala, hingga rasa pegal. Dia mengatakan hal itu menandakan merupakan respons tubuh yang sedang membentuk antibodi.
“Itu sebetulnya adalah tanda bahwa vaksin itu bekerja, bahwa tubuh kita merespons sedang membentuk antibodi,” beber dia.
Baca Juga:
Capaian Vaksinasi COVID-19 Kota Bandung Baru Mencapai 41,3 Persen
Dia juga mengingatkan bahwa manfaaat vaksinasi COVID-19 jauh lebih besar dari pada kemungkinan timbulnya efek tersebut serta efektif dalam mencegah timbulnya penyakit yang berat.
“Sekurang-kurangnya vaksin masih efektif dalam mencegah penyakit yang berat termasuk kematian akibat COVID-19 dan itu sangat penting pada masa pandemi ini,” tutup dr. Dirga. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
