Vaksinasi DBD Masih Jadi Pilihan Bukan Kewajiban


Ilustrasi Nyamuk. (Pexels.com/pixabay)
MerahPutih.com - Data kasus DBD khususnya di Jakarta, Dinas Kesehatan DKI menyatakan hingga 16 April 2024, sebanyak 3.875 kasus dengan rincian pada Januari sebanyak 310 kasus, Februari (767), Maret (2.163) dan April sebanyak 635 kasus.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Budi Setiawan menyebut vaksin dengue saat ini masih bersifat pilihan atau belum masuk ke dalam kebijakan imunisasi program baik dari pemerintah provinsi maupun pusat.
"Bisa didapat di beberapa rumah sakit swasta. Namun tetap menjadi imunisasi pilihan yang belum difasilitasi tentang penganggaran dari Pemerintah," ujar dia dalam seminar daring yang digelar Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi DKI Jakarta dalam rangka peringatan Pekan Imunisasi Dunia di Jakarta, Kamis (2/5).
Budi menegaskan, vaksin ini dapat diberikan pada mereka yang berusia 6-45 tahun baik yang belum pernah terkena demam berdarah dengue (DBD) maupun sudah pernah mengalaminya.
Baca juga:
Alasan Kasus DBD Terus Alami Peningkatan
"Ada rentang usia yang dianggap efektif karena sudah ada uji dari segi keamanan vaksin dan efektivitas pemberian vaksin. Dua dosis, jarak antara dosis pertama dan kedua yakni tiga bulan," katanya.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merujuk studi jangka panjang selama 4,5 tahun setelah vaksinasi menyatakan vaksin dengue dapat mencegah keparahan dan tingkat rawat inap hingga 84 persen serta perlindungan secara keseluruhan terhadap demam berdarah dengan gejala hingga 61 persen.
Vaksin dengue memiliki kontraindikasi pada wanita hamil, menyusui, dan kelompok dengan imunodefisiensi yakni kondisi ketika tubuh tidak bisa melawan infeksi dan penyakit seperti HIV yang terbukti dengan adanya gangguan imun, imunodefisiensi bawaan atau yang didapat seperti penggunaan steroid dosis tinggi dan imunoterapi.
"Demi mencegah merebaknya kasus, Dinkes berupaya melakukan sejumlah cara salah satunya dengan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni dengan cara mengidentifikasi tempat-tempat penampungan air," katanya. (*)
Baca juga:
Cuaca Panas Mulai Terjadi di Beberapa Negara, Menkes Soroti Kasus DBD
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Antisipasi Pemprov Cegah Lonjakan Kasus DBD di Jakarta

PSI DKI Kesal dengan Pemprov, Fogging DBD Dilaksanakan Kalau Sudah Ada Korban

Puncak Kasus DBD Terjadi April, Dinkes DKI Siapkan Strategi ini

Dewan PSI Minta Pemprov DKI Distribusikan Alat Fogging untuk Tangani DBD

Dinkes DKI Imbau Warga Jakarta Waspadai Lonjakan Kasus DBD saat Musim Hujan

Nyamuk Aedes Aegypti Ternyata Bisa Bertelur di Sendok, Warga Jakarta Diingatkan Jangan Biarkan Air Tergenang

Aksi Fogging Basmi Nyamuk Demam Berdarah di Pemukiman Padat Penduduk Kebayoran Lama

Cikal Bakal Nyamuk Wolbachia Jadi Pengendali DBD

Dinkes DKI Lepas Nyamuk Wolbachia di Kembangan Jakbar Pekan Depan

Dinkes Diminta Edukasi Masyarakat Terkait Cara Kerja dan Manfaat Nyamuk Wolbachia
