Vaksin Johnson & Johnson Aman dan Hanya Perlu Sekali Suntik
Berbagai jenis vaksin COVID-19 dari berbagai perusahaan farmasi (Foto: 123RF/Marvin Tolentino)
REGULATOR AS telah mengungkapkan vaksin virus Corona Johnson & Johnson sekali pakai aman dan efektif. Keputusan ini membuka jalan Johnson & Johnson untuk menjadi vaksin COVID-19 ketiga yang disahkan di AS dalam beberapa hari mendatang.
Vaksin ini akan menjadi alternatif yang lebih hemat biaya dari vaksin Pfizer dan Moderna, dan dapat disimpan di lemari es, bukan freezer. Uji klinis yang telah dilakukan menemukan vaksin Johnson & Johnson mampu mencegah penyakit menjadi parah. Namun, ketika kasus dengan gejala sedang dimasukkan, vaksin ini secara keseluruhan 66 persen efektif.
Perusahaan Johnson & Johnson telah setuju untuk memberi AS 100 juta dosis pada akhir Juni. Inggris (30 juta dosis), UE (200 juta dosis) dan Kanada (38 juta dosis) juga telah memesan dosis. Sebanyak 500 juta dosis juga telah dipesan melalui skema Covax untuk memasok negara-negara miskin. Pada hari Rabu, Ghana menjadi negara pertama yang menerima vaksin virus corona melalui inisiatif berbagi vaksin Covax.
Baca juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Diberi Chip untuk Kontrol Manusia
Data penelitian singkat yang diterbitkan oleh Food and Drug Administration (FDA) AS memberikan lebih banyak detail tentang data yang dikirimkan oleh Janssen, cabang farmasi Johnson & Johnson, kepada regulator. FDA menyimpulkan bahwa vaksin Johnson & Johnson memiliki "manfaat yang diketahui" dalam mengurangi penyakit yang bergejala dan parah.
Hasil dari uji coba yang dilakukan di AS, Afrika Selatan, dan Brasil menemukan kemanjurannya terhadap kondisi kasus terburuk dari virus itu "sama tinggi", tetapi perlindungan keseluruhan lebih rendah di Afrika Selatan dan Brasil, di mana varian virus menjadi dominan.
Data menunjukkan lebih dari 85 persen efektif dalam mencegah penyakit bergejala berat, tetapi hanya 66 persen efektif secara keseluruhan ketika kasus bergejala sedang dimasukkan dalam data ketika selama setidaknya 28 hari setelah vaksinasi. Selain itu, tidak ada kematian di antara peserta yang telah menerima vaksin dan tidak ada yang masuk rumah sakit setelah 28 hari pasca-vaksin.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA] Bill Gates Pernah Rapat dengan CIA Bahas Konspirasi Vaksin
Tahap Pengesahan Vaksin
;
Sebuah komite ahli eksternal akan bertemu pada hari Jumat (26/2) untuk merekomendasikan apakah FDA harus mengesahkan vaksin, mungkin menambah lonjakan ketersediaan vaksin di AS. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pemerintah mengantisipasi pendistribusian setidaknya tiga juta dosis vaksin Johnson & Johnson minggu depan, jika menerima otorisasi darurat dari FDA.
Perusahaan Johnson & Johnson mengatakan, berencana untuk memberikan total 20 juta dosis pada akhir Maret, sejalan dengan kesepakatan untuk memasok dosis 100m pada akhir Juni untuk AS. Vaksin tersebut tidak hanya membutuhkan dosis yang lebih sedikit daripada vaksin dua suntikan Pfizer dan Moderna. Ini berarti juga penghematan waktu untuk jadwal penyuntikan dan staf medis yang dibutuhkan untuk vaksinasi. (aru)
Baca juga:
Memakai Kacamata Tiga Kali Lebih Ampuh untuk Melindungi Diri dari COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera