Vaksin Berdatangan ke Indonesia, Ketua DPD Minta Distribusi Merata ke Seluruh Daerah

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 20 Agustus 2021
Vaksin Berdatangan ke Indonesia, Ketua DPD Minta Distribusi Merata ke Seluruh Daerah

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti. (ANTARA/HO-DPD RI)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Stok vaksin COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Hingga 16 Agustus 2021, setidaknya Indonesia total sudah kedatangan lebih dari 190 juta dosis vaksin.

Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti mengingatkan pemerintah agar distribusi vaksin dilakukan merata ke seluruh daerah.

Vaksin yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis (19/8), adalah 1.560.780 dosis vaksin Pfizer yang dibeli pemerintah dari Amerika Serikat (AS).

Baca Juga:

Cara Mendapatkan Vaksin Moderna di Jakarta bagi Masyarakat Umum

Di hari yang sama, Vaksin AstraZeneca juga tiba sebanyak 1.017.500 dosis, sebanyak 450.000 dosis di antaranya merupakan hibah dari pemerintah Belanda yang berkomitmen memberikan tiga juta dosis vaksin bagi Indonesia. Selain itu, sebanyak 5 juta dosis vaksin Sinovac segera menyusul.

“Kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke-39 merupakan ikhtiar pemerintah guna menjamin pasokan vaksin bagi kebutuhan rakyat Indonesia. Tambahan stok vaksin ini kami harapkan didistribusikan merata ke seluruh daerah, dan tidak hanya berfokus di Jawa dan Bali,” kata La Nyalla, Jumat (20/8).

Senator asal Jawa Timur itu menyoroti masih kurangnya distribusi vaksin ke wilayah di luar Jawa-Bali, khususnya daerah yang masuk dalam kategori zona merah. Menurutnya, herd immunity (kekebalan komunal) baru akan terjadi jika vaksinasi dilakukan secara serentak dan merata.

“Daerah juga perlu mendapat prioritas vaksin. Maka kami meminta Kementerian Kesehatan untuk mengoptimalkan distribusi vaksin hingga ke pelosok-pelosok tanah air. Jadi jangan hanya fokus di Pulau Jawa dan Bali,” sebutnya.

Petugas medis menunjukkan vaksin Moderna . ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.
Petugas medis menunjukkan vaksin Moderna . ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.

La Nyalla mengingatkan Kemenkes mengenai masih banyaknya stok vaksin yang menumpuk. Menurutnya, Kemenkes harus lebih memperhitungkan potensi terjadinya kekacauan jika vaksin tidak disalurkan secara merata.

“Karena saat ini animo masyarakat untuk vaksin tinggi. Jika daerah mengalami kendala keterbatasan stok vaksin, yang terjadi seperti yang sudah-sudah, ada kerumunan warga di sentra-sentra vaksin yang bisa menjadi klaster corona baru,” jelas LaNyalla.

Ia juga menilai, perbedaan pasokan vaksin di setiap daerah bisa menyebabkan pemulihan ekonomi yang tidak serentak. Padahal, kata La Nyalla, keberhasilan pemulihan ekonomi di daerah akan menunjang Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Seperti kata Presiden Jokowi vaksinasi adalah game changer, yang menjadi kunci agar masyarakat bisa kembali produktif. Tapi kalau pasokan vaksin tidak merata, produktivitas masyarakat juga akan ikut tidak merata,” tuturnya.

Untuk itu, La Nyalla akan menugaskan Komite III DPD RI yang membidangi urusan kesehatan untuk mengawal proses distribusi vaksinasi. DPD RI disebut akan menggencarkan komunikasi dengan pemerintah agar vaksinasi bisa merata ke seluruh daerah.

“Termasuk dengan meminta para senator melakukan pemantauan di dapilnya masing-masing dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah mengenai stok dan proses vaksinasi,” tegas La Nyalla.

Mantan Ketua Umum PSSI tersebut meminta masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin COVID-19 sehingga target 70 persen rakyat Indonesia tervaksinasi pada akhir tahun ini dapat terealisasi. Apalagi, kata La Nyalla, beberapa jenis vaksin yang baru datang memiliki efikasi lebih tinggi dan kebal terhadap varian Delta seperti Moderna dan Pfizer.

“Vaksin Pfizer dan Moderna ini kan berbasis mRNA, punya efikasi sekitar 95 persen pada kelompok usia dewasa. Jadi masyarakat tidak perlu takut lagi untuk vaksin, segera datangi sentra-sentra vaksinasi terdekat,” ucapnya.

Baca Juga:

Meningkat, Pemda DIY Targetkan 20 Ribu Vaksin COVID-19 Per Hari

Dijelaskan La Nyalla, berdasarkan hasil studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), diketahui jika 99,5 persen orang yang meninggal karena COVID-19 selama 6 bulan terakhir, belum mendapatkan vaksin. Data tersebut menunjukkan bahwa setiap kematian terkait COVID-19 saat ini dapat dicegah dengan vaksinasi.

“Ini artinya orang yang belum divaksin lebih berisiko dibandingkan yang sudah divaksinasi. Bukan berarti yang telah divaksin tidak akan mungkin terpapar COVID, tapi sekalipun memang terinfeksi, tingkat risiko bahayanya lebih rendah,” tutup La Nyalla. (Pon)

Baca Juga:

Ini Lokasi Vaksinasi di Jakarta Yang Sediakan Vaksin Moderna

#COVID-19 #Vaksinasi #La Nyalla Mattalitti
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” menyebut, rekayasa cuaca itu dilakukan agar penyakit TBC kembali tinggi sehingga berdampak pada penggunaan vaksin dan obat.
Frengky Aruan - Minggu, 06 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Tengah viral di media sosial informasi yang menyebut vaksin sengaja disiapkan sebelum penyakit tersebut muncul.
Frengky Aruan - Rabu, 11 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Indonesia
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Juni 2025
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Bagikan