Uni Eropa Gelontorkan Dana 9 Miliar Euro Buat Upah Dua Bulan Pegawai Pemerintah Ukraina
Anggota Korps Sukarelawan Ukraina menembakkan howitzer, saat serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjut, di Zaporizhzhia, Ukraina (28/3/2022). (ANTARA/Reuters/Stanislav Yurchenko/aww)
MerahPutih.com - Para pemimpin Uni Eropa bertemu Senin (30/5) ini, untuk kembali membahas sanksi anyar pada Rusia, yang sebelumnya masih diwarnai beda pendapat diantara negara anggota.
Uni Eropa memastikan dukungan berkelanjutan bagi Ukraina guna membantunya menangkis serangan Rusia. Tetapi, sanksi yang akan diberikan pada Rusia, masih diyakini alami kegagalan.
Baca Juga:
Denmark Pasok Ukraina Rudal Antikapal Harpoon
Para pemimpin blok 27 negara itu akan membahas cara terbaik untuk membantu Ukraina empat bulan setelah invasi Rusia dan bagaimana menangani dampak konflik seperti harga energi yang tinggi, kekurangan pangan yang akan datang dan kebutuhan pertahanan Uni Eropa.
"Setelah serangan Rusia ke Ukraina, kami melihat apa yang bisa terjadi ketika Eropa bersatu. Dengan pandangan ke KTT, mari berharap terus seperti ini. Tapi sudah mulai runtuh dan runtuh lagi," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck pada Minggu (29/5).
Yang paling nyata adalah dukungan politik para pemimpin untuk paket pinjaman Uni Eropa senilai 9 miliar euro, dengan komponen hibah kecil untuk menutupi sebagian bunga, sehingga Ukraina dapat mempertahankan pemerintahannya dan membayar upah selama sekitar dua bulan. Tetapi, keputusan baru akan dibuat nanti setelah Komisi Eropa membuat proposal tentang cara mengumpulkan uang.
Pemerintah Uni Eropa sampai saat ini, belum bulat menyetujui paket keenam sanksi terhadap Moskow karena salah satu elemen, embargo pembelian minyak Rusia tidak dapat diterima Hongaria dan masalah besar bagi Slovakia dan Republik Ceko.
Selain itu, para pemimpin akan berjanji untuk mempercepat pekerjaan buat membantu Ukraina memindahkan gandumnya ke luar negeri yang ditunggu pembeli global melalui kereta api dan truk karena angkatan laut Rusia memblokir rute laut yang biasa dan mengambil langkah-langkah untuk lebih cepat mandiri dari energi Rusia. (*)
Baca Juga:
Menlu Retno Bahas Perang Rusia Ukraina Dengan Perwakilan PBB di Bali
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Israel Lakukan 813 Kali Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza, Akses Bantuan Masih Dihambat
Konflik Kamboja dan Thailand Bikin Sekolah Tutup, Ratusan Warga Mengungsi
Trump Klaim Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza Bakal Didukung Banyak Negara
Kapal Perang USS Cincinnati-20 dan Drone AS Merapat ke Batam
Angkatan Laut Thailand Luncurkan Operasi Skala Besar di Perbatasan Kamboja
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Mengejutkan! Tes Kebohongan Mudryk Lolos, Masa Depan di Chelsea Terbuka?
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Thailand Bakal Bersihkan Ranjau Darat di Perbatasan Kamboja, Negara ASEAN Diminta Memantau
Donald Trump Jadi Penengah Ketegangan Kamboja dan Thailand