UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha sebagai Hari Besar Keagamaan


Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis, Andorra, Monako, Mohamad Oemar (paling kiri) dalam Konferensi Umum UNESCO ke-42 di Markas Besar UNESCO, Paris, Prancis, pada Rabu (15/11/2023).(foto: ANTA
MERAHPUTIH.COM - DENGAN dukungan sekitar 30 negara yang jadi co-sponsor, Indonesia meloloskan usulan Idul Fitri dan Idul Adha ditetapkan sebagai hari besar keagamaan oleh UNESCO. Kabar baik tersebut disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Andorra, dan Monako Mohamad Oemar.
"Usulan ini bertujuan mencatatkan secara resmi hari raya tersebut dalam agenda UNESCO," ujar Oemar dalam keterangan video, dikutip ANTARA, Selasa (2/4).
Baca juga:
Proposal ini telah dibahas dan diputuskan dalam Pertemuan Dewan Eksekutif UNESCO ke-219 di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, pada 13-27 Maret 2024, melalui Draft Decision 219/EX 37. Proposal tersebut menjadi bagian dari upaya diplomasi Indonesia untuk mempromosikan toleransi antaragama serta keragaman budaya dan agama di UNESCO.
Pengakuan resmi dari organisasi internasional seperti UNESCO akan mendorong pemahaman global tentang nilai-nilai budaya dan agama serta meningkatkan status dan citra perayaan keagamaan tersebut di mata dunia.
"Inisiatif ini utamanya ingin menjamin bahwa tidak ada pertemuan resmi UNESCO diagendakan pada dua hari raya tersebut. Satu hari untuk setiap hari raya, sehingga memungkinkan perayaannya tanpa pertimbangan agenda lain," kata Oemar.
Keputusan ini juga memiliki signifikansi penting bagi Indonesia, terutama sebagai salah satu negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia. Penetapan ini akan memperkuat profil Indonesia di panggung internasional, menegaskan nilai-nilai penting yang dijunjung tinggi oleh Indonesia, seperti keberagaman, solidaritas, persatuan, dan kebersamaan.
Melalui proposal ini, Indonesia meminta UNESCO untuk mengambil langkah positif dalam mendorong nilai inklusivitas terhadap keragaman budaya dan keagamaan, terutama dalam penghormatan terhadap hari raya yang penting bagi seluruh umat Islam di dunia.
Dalam konteks peningkatan sentimen Islamofobia, pengakuan terhadap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha juga berperan penting dalam mempromosikan toleransi dan dialog antaragama serta berkontribusi positif terhadap upaya menciptakan perdamaian.
"Pengakuan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha di UNESCO menekankan pada dedikasi UNESCO dalam mempromosikan dialog antarbudaya dan inklusivitas serta berkontribusi pada persatuan dan kesatuan global," kata dia. Pengakuan ini akan mengirim pesan penting tentang toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan agama dan budaya di tengah masyarakat global yang semakin terhubung.
Hal ini sekaligus akan memperkuat identitas keagamaan dan keberagaman lokal di negara-negara yang merayakan Idul Fitri dan Idul Adha. Dengan adanya pengakuan ini, ada potensi efek berlipat, yaitu mempromosikan pariwisata religi di Indonesia dengan menarik wisatawan untuk mengalami perayaan Idul Fitri dan Idul Adha secara langsung di tempat asalnya.(*)
Baca juga:
Jokowi Bangga Indonesia Jadi Bahasa Resmi ke-10 yang Diakui UNESCO
Bagikan
Berita Terkait
Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO

Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia

Rencana Pembangunan 600 Vila di Pulau Padar Komodo, Menhut Tunggu Aprisal UNESCO

Kemenpar Siapkan Dana Rp 56,6 Miliar Pulihkan Status Hijau Geopark Kaldera Toba dari Peringatan UNESCO

Meratus Resmi Diakui UNESCO, Indonesia Menyala Kini Punya 12 Situs Geopark Dunia

Taman Bumi Kebumen dan Meratus Resmi Jadi Global Geopark UNESCO

Balkan Blues Bosnia Raih Pengakuan UNESCO

Reog Ponogoro Resmi Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO

Reog Ponorogo Unjuk Gigi di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Reog Ponogoro Resmi Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO
