Umat Budha Kutuk Keras Tragedi Rohingya
ANTARAFOTO
MerahPutih.com - Umat Budha di Cianjur, Jawa Barat, mengutuk keras tindakan Budha garis keras terhadap umat islam dan warga di Rakhine State Myanmar karena mereka menilai hal tersebut tidak ada dalam ajaran agama Budha.
Penasehat Majelis Tri Dharma Cianjur, Suwita Gunawan mengatakan peristiwa di Rohingya melibatkan umat Budha di sana tidak ada hubungannya dengan umat Budha Indonesia karena dalam ajaran mereka tidak ada pengasingan apalagi pembunuhan.
"Kami sangat mengutuk dan mengecam tindakan yang bertentangan dengan kemanusiaan, terlebih ada biksu melakukan tindakan kekerasan seperti membunuh, maka gelar biksunya sudah hilang," katanya, Jumat (8/9).
Dia menambahkan, perbuatan yang dilakukannya bisa dibilang teroris karena perilakunya tidak baik."Dalam ajaran Budha diingatkan untuk hidup rukun saling menghormati bangsa dan ras apa pun, Rohingya sebenarnya bukan permasalahan pertentangan agama akan tetapi permasalahan sosial ekonomi," katanya.
Pernyataan dari perwakilan umat Budha di Cianjur, sekaligus sebagai anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Cianjur, mengutuk dan mengecam keras segala tindakan yang mencederai nilai kemanusiaan, sekaligus menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas tragedi yang terjadi di Rakhnie State Myanmar terhadap etnis Rohingya.
"Kami juga mengajak seluruh umat beragama untuk menggalang solidaritas kemanusiaan agar segala bentuk kekerasan dan atau genosida terhada Etnis Rohingya di Rakhnie State Myanmar segera dihentikan," katanya.
Ketua FKUB Cianjur, Muchrodin mengatakan kegiatan yang dilaksanakan seluruh pemuka agama dan tokoh masyarakat sekaligus pimpinan ormas keagamaan di Cianjur, sebagai bentuk silaturahmi guna menyikapi tragedi kemanusiaan Rohingya.
"Kami mendukung usaha yang dilakukan pemerintah pusat sampai selesai , kami meminta agar ada bantuan donasi untuk muslim rohingya yang ada di Myanmar. Konsultasi rutin mengumpulkan pemuka agama tokoh agama maupun ormas agama sehingga kerukunan antar umat beragama dapat terus terjalin," katanya.(*)
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Hartati Murdaya Kembali Pimpin Walubi Sampai 2030, Menag Ingatkan Kerukunan
Ratusan WNI Tejebak di Myanmar, 54 Orang Segera Dibawa Pulang
Dimediasi China, Junta Militer Myanmar dan Pasukan TNLA Sepakat Gencatan Senjata
Konflik di Myanmar Tidak Kunjung Selesai, Para Pemimpin ASEAN Desak Dialog Politik Nasional
75 WNI Berhasil Kabur dari Markas Perusahaan Judol Myanmar, 20 Orang Sukses Menyeberang ke Thailand
Junta Militer Myanmar Bombardir Acara Festival Buddha Tewaskan 32 Orang, 50 Luka-Luka
Junta Kembali Tetapkan Darurat Militer Jelang Pemilu Myanmar
Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar
Junta Cabut Status Darurat Militer Setelah 4,5 Tahun, Myanmar Segera Gelar Pemilu
Myanmar Kabulkan Amnesti Selebgram WNI yang Divonis 7 Tahun Bui