Uji Coba Vaksin COVID-19 Dilakukan di AS

Vaksin COVID-19 sedang dilakukan uji coba (Foto: Unsplash/Martin Sanchez)
FIZER Inc. dan BioNTech SE mengumumkan peserta penelitian tahap pertama telah diberikan uji coba vaksin di AS. Uji coba tersebut dalam rangka uji klinis fase 1/2 program vaksin BNT162 untuk mencegah COVID-19.
Uji klinis ini merupakan bagian dari program pengembangan global, dan pemberian vaksin pada kelompok pertama di Jerman sudah dilaksanakan minggu lalu. Studi Fase 1/2 dirancang untuk menentukan keamanan, imunogenitas dan tingkat dosis yang optimal dari empat kandidat vaksin mRNA yang dievaluasi dalam studi tunggal yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Rilis pers yang diterima merahputih.com memberitakan perhitungan tahapan tingkat dosis yang diberikan (Tahap 1) dalam uji coba Fase 1/2 di AS akan membagi 360 subyek sehat menjadi dua kelompok usia (18-55 dan 65-85 tahun). Subyek pertama yang akan diimunisasi pada Tahap pertama adalah orang dewasa muda yang sehat berusia 18-55 tahun.
Orang dewasa tua hanya akan diimunisasi dengan kandidat vaksin yang telah diuji dalam dosis tertentu. Sedangkan kelompok dewasa muda akan diberikan dosis vaksin yang telah sejak awal terbukti keamanan dan imunogenisitasnya.
Saat ini lokasi uji coba telah menerima peserta penelitian dari NYU Grossman School of Medicine dan University of Maryland School of Medicine, serta University of Rochester Medical Center/Rochester Regional Health dan Cincinnati Children's Hospital Medical.
"Dengan adanya program studi klinis yang yang khusus dan kuat ini, yang saat ini berjalan dan dimulai di Eropa dan sekarang di AS, kami berharap untuk dapat maju dengan cepat bersama-sama dengan mitra kerja kami di BioNTech," ungkap Albert Bourla, Chairman dan CEO Pfizer.
Baca juga:
Keren! Rumah Sakit Ini Monitor Pasien COVID-19 dengan Kamera Google Nest
Program pengembangan Pfizer dan BioNTech mencakup empat kandidat vaksin, dan masing-masing vaksin mewakili kombinasi format mRNA dan target antigen yang berbeda. Desain terbaru dalam uji coba ini memberikan peluang evaluasi terhadap berbagai kandidat mRNA secara berkelanjutan.
"Kami optimis bahwa pengujian beberapa kandidat vaksin ke dalam uji coba terhadap manusia akan memampukan kami mengidentifikasi pilihan vaksinasi yang paling aman dan paling efektif dalam melawan COVID-19," ungkap CEO dan Co-Founder BioNTech, Ugur Sahin.
Selama tahap pengembangan klinis, BioNTech akan menyediakan pasokan klinis vaksin dari fasilitas manufaktur mRNA yang bersertifikat GMP di Eropa. Untuk mengantisipasi suksesnya program pengembangan klinis, Pfizer dan BioNTech berusaha meningkatkan produksinya untuk pasokan global.
Pfizer berencana untuk menggiatkan jaringan manufakturnya yang luas. Perusahaan ini juga berencana melakukan investasi yang berisiko agar dapat memproduksi vaksin COVID-19 yang telah disetujui dalam waktu secepatnya
Dengan luasnya jangkauan program ini, maka produksi jutaan dosis vaksin pada tahun 2020 dapat dilakukan dan akan meningkat menjadi ratusan juta pada tahun 2021. (ikh)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
