Tsang Yin Hung, dari Guru hingga Penakluk Everest


Seorang mantan guru yang memecahkan rekor pada upaya keduanya untuk mendaki Gunung Everest. (tmgrup.com)
"KETIKA kamu ingin mencapai yang tinggi, bersiaplah untuk tinggi," kata Tsang Yin Hung, 45, mantan guru dari Hong Kong, kepada wartawan di Nepal. Itu merupakan ungkapan yang sering ia ucapkan kepada teman-temannya sebelum mencatatkan pendakian tercepat Gunung Everest di dunia oleh seorang perempuan pada Minggu (30/5).
Tsang mencapai puncak gunung tertinggi di dunia dari base camp dalam durasi 25 jam 50 menit. Catatan waktu tersebut lebih cepat 12 jam daripada rekor sebelumnya yang dibuat seorang pendaki Nepal pada 2017.
BACA JUGA:
"Saya hanya merasa lega dan bahagia karena saya tidak mencari pemecahan rekor. Saya hanya [ingin] menantang diri saya sendiri," kata Tsang kepada media di ibu kota Nepal, Kathmandu, Minggu, setelah kembali dengan selamat dari Everest.
Tsang menjadi salah satu dari tiga pendaki yang telah mencetak rekor Everest baru dalam beberapa hari terakhir. Minggu lalu, Arthur Muir (75) menjadi orang Amerika tertua yang mendaki gunung, sedangkan Zhang Hong, 46, dari Tiongkok menjadi tunanetra pertama dari Asia yang menyelesaikan pendakian pada Senin lalu.

Tiga pemecah rekor tersebut merupakan bagian dari ratusan pendaki yang telah mencapai puncak gunung pada musim semi ini. Mereka telah melakukannya meskipun ada lonjakan kasus COVID-19 di Nepal dan base camp Everest sejak pertengahan April. Pemerintah Nepal membuka kembali Gunung Everest untuk orang asing pada April setelah ditutup tahun lalu akibat pandemi COVID-19.
Tsang melakukan upaya sebelumnya pada 11 Mei, tetapi cuaca buruk memaksanya untuk kembali. Bertekad untuk mencapai puncak, dia kembali seminggu kemudian. Dia meninggalkan base camp pada 13:20 waktu setempat (07:35 GMT) pada 22 Mei dan mencapai puncak pada 15:10 keesokan harinya, kata seorang pejabat pemerintah Nepal kepada kantor berita AFP. Biasanya pendaki menghabiskan beberapa hari di kamp yang berbeda sebelum mencapai puncak.
Tsang yang mengalahkan rekor 2017 yang dibuat perempuan Nepal Phunjo Jhangmu Lama, yang mendaki Everest dalam 39 jam dan enam menit, menghubungkan rekor tersebut dengan kemampuan diri, kerja tim dan keberuntungan. "Saya merasa lega karena saya bisa membuktikan pekerjaan saya kepada teman-teman saya, kepada murid-murid saya,” ujarnya

Sementara itu, pendaki tunanetra Zhang mencapai puncak gunung setinggi 8.849m (29.031 kaki) beberapa hari setelah Tsang pada 24 Mei. Pendaki asal Tiongkok itu kehilangan penglihatannya pada usia 21 tahun karena glaukoma, kondisi mata di mana saraf optik menjadi rusak.
Zhang, yang lahir di Kota Chongqing di barat daya Tiongkok, dikawal tiga pemandu. "Tidak peduli apakah kamu cacat atau normal, apakah kamu kehilangan penglihatan atau kamu tidak memiliki kaki atau tangan, tidak masalah selama kamu memiliki pikiran yang kuat," kata Zhang tentang kesuksesannya.(aru)
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya
