Transportasi Umum Dinilai Jadi Klaster Penyebaran COVID-19


Ilustrasi Commuterline. Foto: Istimewa
MerahPutih.com - Penyebaran virus COVID-19 di angkutan umum dinilai sangat massif. Apalagi, sarana berpergian bagi warga itu sudah menjadi klaster bar.
Pengamat transportasi, Budiyanto tak memungkiri, banyak warga terutama di ibu kota yang positif COVID-19 setelah naik ke angkutan umum.
Baca Juga
"Transportasi sebagai sarana mobilitas pergerakan orang sangat berpotensi terjadinya penyebaran virus COVID-19 apabila tak diawasi dengan ketat disertai penegakan hukum yang tegas dan konsisten," jelas Budiyanto kepada MerahPutih.com di Jakarta, Jumat (18/9).
Budiyanto menambahkan, kelemahan dalam pengawasan ,dan tak konsistennya pemberian sanksi atau penegakan hukum sama saja memberikan ruang terhadap penyebaran virus CIVID- 19.
"Titik titk rawan pada sarana transportasi khususnya transportasi umum supaya menjadi pengawasan ekstra. Terutama pada saat antre didalam moda transportasi umum dan pada saat keluar dari moda transportasi," terang mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya ini.
Punawirawan Polri ini menjelaskan, pengetatan protokol kesehatan harus didukung oleh kesadaran disiplin yang tinggi oleh semua komponen masyarakat.
"Tidak boleh kita hanya mengandalkan atau membebankan kepada petugas formal yang melaksanakan penjagaan dan pengwasan. Mereka sangat terbatas baik dari aspek kuantitas maupun kualitas petugas," imbuh Budiyanto.
"Kelemahan dalam managemen operasional biasanya terjadi pada pengawasan dan pengendaluan. Aspek pengawasan dan pengendalian untuk.internal petugas perlu digalakan sehingga tugas mereka bisa optimal," tambah dia.
Budiyanto yakin, perlu penggeloraaan protokol kesehatan ditengah kehidupan masyarakat sehingga terbentuk pola pikir bahaya COVID.
"Protokol kesehatan pada era Pandemi merupakan suatu kebutuhan yang melekat.Budayakan protokol kesehatan ditengah- tengah masyarakat termasuk dalam masyarakat transportasi," tutup Budiyanto.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan, ada dua hal yang harus dilakukan untuk menghindari penularan COVID-19 pada moda transportasi publik. Pertama, menjaga perilaku pengguna transportasi publik dan menjaga lingkungan strategisnya.
Baca Juga
13 Ribu Pasien COVID-19 Berhasil Sembuh Setelah Dirawat di Wisma Atlet
Untuk pengguna transportasi publik harus benar-benar fit dan sehat, istirahat yang cukup, tidak berkelompok selama berada di dalam angkutan umum, serta mematuhi aturan 3M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan).
“Bagi operator penyelenggara transportasi misalnya harus melakukan penyemprotan disinfektan terhadap sarana transportasi, mengatur keluar masuk penumpang sehingga tidak terjadi penumpukan, serta mematuhi aturan 3M,” ujar Daeng. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Pramono Pastikan Layanan dan Tarif Transportasi Umum di Jakarta Sudah Kembali Normal

Gubernur Pramono Pamer Jakarta Tempati Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Umum Terbaik di 2025

Pramono Anung Tegaskan Layanan Transportasi Umum di Jakarta Pulih Total, Tarif Transjakarta dan MRT Gratis Hingga 7 September 2025

Pasca-Demo, TransJakarta Berlakukan Tarif Rp 1 Hingga 7 September

Kota Ankara Turkiye Tertarik Belajar soal Transportasi Publik dari Jakarta

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Dengerin Nih! MRT Jakarta Bikin Glodok-Kota Tua Kayak Luar Negeri, Enggak Perlu Bikin Paspor

MRT Jakarta Menuju Era Baru, Proyek Lebak Bulus-Serpong Jadi Pertaruhan Besar

DPR RI Ambil Sikap Tegas! Minta Pemerintah Rombak Total Sistem Transportasi yang Gagal

Gibran Minta Seluruh Indonesia Wajib Tiru Kebijakan Kontroversial Jakarta
