Tradisi Pengobatan Belian Sentiyu Dayak Tunjung Kian Pudar


Belian merupakan prosesi pengobatan yang lebih mengedepankan unsur tradisional. (web/infobudaya)
KABUPATEN Kutai Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang mayoritas penduduknya suku Dayak, salah satunya suku Dayak Tunjung. Seperti kebanyakan suku-suku Dayak pada umumnya, Suku Dayak Tunjung pada awalnya adalah suku yang belum mengenal tulisan sehingga tidak ditemukannya sejarah mengenai asal-usul dalam bentuk tulisan. Zaman sekarang Suku Dayak Tonyooi lebih dikenal dengan sebutan Suku Dayak Tunjung.
Adapun arti kata Tunjung dalam bahasa Dayak Tonyooi adalah mudik atau menuju arah hulu sungai, yang kata sebenarnya adalah “tuncukng”. Pada dasarnya suku Dayak Tunjung ini memiliki sistem kebudayaan dan nilai-nilai moral yang sangat luar biasa, hal tersebut dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya, yang begitu menonjolkan pola kekerabatan serta tolong menolong (gotong royong).
Baca Juga:

Setiap suku bangsa pasti memiliki tradisi berupa upacara-upacara adat yang berkaitan dengan kehidupannya, begitu pula dengan suku Dayak Tunjung. Masyarakat Dayak memiliki pengorganisasian sosial secara tradisional dan aturan-aturan tertentu bagi kehidupan yang merupakan tradisi turun-temurun yang disepakati sebagai norma hidup perorangan maupun masyarakatnya.
Hal-hal tersebut merupakan sari pengalaman masyarakat Dayak itu sendiri melalui perjalanan sejarah mereka. Maka bagi masyarakat Dayak tidak ada alternatif lain kecuali menaati dan menghormati tradisi adat yang diwariskan oleh nenek moyangnya itu. Pewarisan tersebut meliputi berbagai hal, diantaranya yang berkaitan dengan ajaran seremonial kepercayaan seperti belian, adat kelahiran, adat perkawinan, adat kematian, bercocok tanam, etika pergaulan, obat-obatan alam dan lain sebagainya.
Baca Juga:

Belian merupakan salah satu upacara adat yang banyak dilakukan oleh masyarakat suku Dayak Tunjung. Belian sendiri merupakan prosesi pengobatan yang lebih mengedepankan unsur tradisional. Dalam masyarakat Dayak Tunjung, upacara adat belian memiliki fungsi layaknya seorang dokter. Namun, secara tradisional belian memiliki cara tersendiri untuk menyembuhkan penyakit.
Secara teknis, belian menggunakan terapi secara spiritual magis yang sakral untuk menyembuhkan para pasiennya. Kepercayaan akan hal ini tak lepas dari kondisi permukiman yang sulit dijangkau transportasi umum dan jauh dari perkotaan, sehingga menjadikan belian sebagai alternatif utama jika ada orang yang sakit.
Upacara adat belian sebenarnya tidak hanya sekadar prosesi pengobatan semata, tetapi juga terkandung ikatan sosial yang menjadi perekat nilai kebersamaan di antara masyarakat Dayak. (dgs)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara

Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI

Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional

Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta

Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian

Komisi X DPR Soroti Transparansi dan Partisipasi Publik dengan Menteri Kebudayaan

Fadli Zon: Kongres Perempuan 1928 Justru Diperkuat dalam Sejarah Indonesia

5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
