TPN Ganjar-Mahfud: Kami Kesal dan Marah Banyak Kejadian Ciderai Demokrasi

Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis. Foto: MP/Ponco
MerahPutih.com - Dalam masa pemilu wajar apabila baliho capres dan cawapres ada di mana-mana. Sayangnya, banyak baliho pasangan Ganjar-Mahfud yang diturunkan aparat Kepolisian dan Satpol PP. Namun di sisi lain ada baliho Prabowo-Gibran yang dibiarkan.
Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, mengajak semua elemen bangsa untuk berjuang menjaga integritas pemilu dan pilpres 2024.
Baca Juga:
"Ini abuse of power oleh aparat. Apakah mereka mendapat perintah dari atas atau tidak, bagi saya itu tidak penting. Sebab mereka sebagai aparat hukum tidak boleh menciderai proses pemilu," kata Todung dalam jumpa pers di Rumah Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11).
"Kita harus terus-menerus berteriak soal netralitas aparat. Kami akan pelajari case by case dengan melihat bukti-buktinya. Kami akan memprioritaskan laporan ke Kapolri," sambung dia.
Todung mengatakan, TPN Ganjar-Mahfud dalam waktu dekat akan meluncurkan pos pengaduan dan mengundang semua pihak untuk melapor ke call center netralitas aparat negara.
Menurutnya, kalau laporan tidak ditanggapi maka itu berarti kasat mata ada ketidaknetralan. Untuk itu, ia mengimbau pejabat dan aparat pemerintahan untuk menjaga netralitas dan integritas pemilu. Sebab merekala bertanggung jawab kalau pemilu ini nantinya cacat.
"Jangan anggap penyelesaian di Bawaslu dan KPU tidak akan mendelegitimasi hasil pemilu yang curang. Karena rakyat punya memori," tegas dia.
Todung mengingatkan, ujung tindakan ketidaknetralan aparat nantinya akan bermuara ke sengketa pemilu. Kalau pemilu ini cacat maka legitimasi hasil pemenang pemilu tidak akan diperoleh.
Menurut Todung, keterlibatan aparat untuk capres tertentu dan mendiskreditkan capres lain itu akan mendelegitimasi hasil pemilu.
Baca Juga:
TPN Ganjar-Mahfud: Aparat Negara Dipakai Jadi Mata Mata, Waspada Neo Orba
"Kami tidak ingin masyarakat menjadi divided society atau masyarakat terpecah karena ini tidak baik bagi bangsa yang sedang menyambut Indonesia emas," ujarnya.
"Kalau ini terjadi akan membuat saya sedih melihat pemilu 2024. Apa kita akan biarkan bangsa ini mundur? Tidak!" sambungnya.
Dia melanjutkan, hal yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan pemilu dan pilpres 2024 adalah prosesnya. Harga mati bahwa proses pemilu tidak boleh dicampuri pihak penguasa.
"Kami sangat kesal dan marah, begitu banyak kejadian yang menciderai proses demokrasi," tegas dia.
Selain itu, kata Todung, ada keterlibatan kepolisian yang memasang baliho pasangan Prabowo - Gibran.
Menurut Todung, ini suatu hal yang kontras. Kenapa di satu sisi tidak boleh dan dikerjakan dengan sistematis, namun di sisi lain ada baliho yang sengaja dipasang oleh aparat.
"Ini akan jadi noda dalam pelaksanaan pemilu. Saya ingatkan jangan meremehkan reaksi dan respons masyarakat atas ketidaknetralan. Baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri, semua sedang mengawasi pelaksanaan pemilu 2024," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
TPN Ganjar-Mahfud Buat Posko Pengaduan Hukum Intimidasi Aparat
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Kenang Sosok Kwik Kian Gie sebagai Guru sekaligus Sahabat, Ganjar Pranowo: Ekonom Kritis dan Penuh Idealisme

Mahfud MD Sarankan Semua Menteri Baca Paradoks Indonesia Karya Prabowo Biar Lolos dari Bui

Mahfud MD Nilai MK Inkonsisten dan Memicu Kegaduhan Politik di Putusan Pemisahan Pemilu dan Pilkada
Kesetiaan Ganjar Pranowo Hadiri Sidang Dugaan Suap Sekjen PDIP, Panggil Hasto Pak Doktor

Pramono Absen di Pengarahan Kepala Daerah, Ganjar: Akan Hadir di Hari Lain
Tak Terima Dikaitkan dengan Gugatan Ijazah Palsu Jokowi di PN Solo, Sahabat Mahfud Md ‘Ngadu’ ke Bareskrim

Ganjar Titip Pesan ke Sekjen PDIP: Yang Penting Sehat dan Semangat

Hadir di Sidang Hasto, Ini Kata Ganjar Pranowo

Ganjar Ungkap Banyak Kader yang Ingin Megawati Jadi Ketum PDIP Lagi
KPK dan Polisi Diharap Lakukan Hal yang Sama Seperti Kejagung, Mahfud: Bersinergi Bukan Rebutan
