TikTok akan Merekrut 3.000 Insinyur Dunia
3000 insunyur akan sebagian besar dari Eropa (Foto: pixabay/antonbe)
APLIKASI TikTok makin populer. Penggunanya juga semakin meningkat di seluruh dunia. Karena kepopulerannya semakin meningkat, rencananya aplikasi dari Tiongkok ini akan merekrut 3.000 insinyur selama tiga tahun ke depan.
Melansir laman Antara, wilayah atau negara yang akan direkrut adalah sebagian besar di Eropa, Kanada dan Singapura. Jelas dengan langkah ini nampaknya TikTok belum menyerah para rencana ekspansinya meskipun masih ada ketidakpastian atas kepemilikannya.
Baca juga:
Aplikasi Tik Tok Dianggap Berbahaya Bagi Militer AS? Ada Apa?
Sebelumnya aplikasi hiburan ini banyak menerima tekanan. Salah satunya dari presiden Amerika Serikat Donald Trump. Presiden Trump telah meminta perusahaan induk TikTok asal Tiongkok, ByteDance, untuk mendivestasi TikTok di tengah kekhawatiran atas keamanan data pribadi warga Amerika.
"Untuk membantu pertumbuhan global yang cepat, Tiktok berencana untuk terus memperluas tim teknik global, salah satunya perekrutan ini pada wilayah-wilayah yang sudah kami tentukan," kata juru bicara TikTok yang dikutip dari Reuters.
Amerika Serikat akan tetap menjadi salah satu pusat teknik TikTok dan telah mempekerjakan lebih banyak pekerja. Selain itu, ada sekitar 1.000 insinyur yang saat ini sedang bekerja untuk TikTok di luar Tiongkok, dan hampir setengahnya berbasis di Mountain View, California, AS.
Baca juga:
ByteDance Bantah Rumor TikTok Ingin Dijual Karena Tekanan AS
Seperti yang dilaporkan Reuters, awalnya ByteDance berencana investasi miliaran dolar dan merektur ratusan karyawan di Singapura. ByteDance juga telah memilih Singapura sebagai kantor pusat untuk bagian Asia Tenggara.
Trump September lalu mengatakan bawa kesepakatan awal bari Oracle dan Walmart untuk mengambil saham Tiktok mendapat izin. Akan tetapi untuk kesepakatan formalnya belum terwujud setelah perusahaan induk TikTok mengatakan tidak akan membiarkan sebagian besar saham mereka diserahkan begitu saja.
Pada 4 November, hakim akan menentukan apakah pemerintah Amerika akan diizinkan untuk melarang warga di sana untuk mengunduh TikTok. Jika diizinkan, ByteDance menyampaikan bahwa hal tersebut akan membatasi penggunaan aplikasi video singkat tersebut di negeri Paman Sam. Dengan demikian, akan terjadi penurunan user TikTok dan tentu pendapatannya akan berkurang. (ray)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Tokenisasi Saham xStocks Tiba-Tiba Jadi Primadona Investor Kripto Indonesia Buntut Kompetisi Trading Pintu 2025
Kebiasaan Layar Kedua: Mengapa Penggemar Sepak Bola Indonesia Selalu Nonton Lewat 2 Perangkat
Apa Itu Cloudflare? Perusahaan yang Sempat Bikin Layanan Internet Terasa seperti 'Kiamat Kecil'
Gamification dan Play-to-Earn Bukan Sekadar Fitur di DRX SPORTNET, Bawa Pengguna Merasakan Keseruan di Dunia Virtual
Pramono Luncurkan Portal Satu Data Jakarta, Diharapkan Bisa Bersaing dengan Kota Besar Dunia
Aplikasi SIKAP Polda Metro Jaya Percepat Pemblokiran Rekening Penipuan Online, dari 12 Hari Kerja Jadi 15 Menit
Netflix Luncurkan Fitur Baru Format Video Vertikal Manjakan Pengguna Ponsel
Edit Video 360 Enggak Pakai Ribet, Cukup Pakai AI Gratis ini!
Kemkomdigi Putus Akses Akses layanan dan aplikasi Zangi
Belum Penuhi Kewajiban PSE Privat, Alasan Komdigi Blokir Zangi, Aplikasi yang Dipakai Ammar Zoni untuk Ederkan Narkoba di Penjara