Aplikasi Tik Tok Dianggap Berbahaya Bagi Militer AS? Ada Apa?


Militer AS dilarang menggunakan aplikasi tik tok (Foto: anadoluagency)
TENTARA Angkatan Darat Amerika Serikat tak lagi bisa menggunakan TikTok pada ponsel milik pemerintah, menyusul keputusan larangan penggunaan aplikasi tersebut.
Langkah itu dilakukan karena kekhawatiran yang tengah berlangsung. Dimana aplikasi video yang dimiliki oleh perusahaan ByteDance yang berbasis di Beijing. Dikhawatirkan bisa membahayakan keamanan nasional, atau digunakan untuk memengaruhi serta mengawasi warga Amerika.
Mengenai hal itu, juru bicara Angkatan Darat Letnan Kolonel Robin Ochoa pun angkat bicara. Dia menyebut jika TikTok sebagai suatu ancaman.
"Ini dianggap sebagai ancaman dunia maya," ujar Letnan Kolonel Robin Ochoa pada military.com seperti yang dikutip dari laman The Verge.
Baca Juga:
ByteDance Bantah Rumor TikTok Ingin Dijual Karena Tekanan AS

Kabar tersebut mencuat karena sebelum adanya pelarangan, tentara dilaporkan menggunakan TikTok untuk merekrut anggota.
Mengenai hal itu Angkatan Laut dan Departemen Pertahanan juga memberikan peringatan larangan TikTok pada awal bulan ini.
Angkatan Laut sebelumya mengatakan pada para anggotanya, untuk tak menggunakan aplikasi tersebut, dan menghapusnya dari perangkat yang dikeluarkan pemerintah jika sudah diinstal.
Departemen Pertahanan AS juga menginstruksikan kepada karyawannya untuk mewaspadai aplikasi yang di download, memantau telepon untuk pesan-pesan mencurigakan dan tak diminta.

Saat ini TikTok sendiri telah di bawah pengawasan dari komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS). Hal itu usai anggota perlemen menyerukan penyelidikan di bulan Oktober, untuk melihat apakah pemerintah Tiongkok bisa mengumpulkan data pengguna atau mengontrol konten yang dibagikan.
Baca Juga:
Senator Tom Cotton (R-Arkansas) dan Senator Chuck Schumer (D-New York), mengungkapkan TikTok memiliki potensi menjadi mata-mata dalam pemilihan umum, serta untuk membungkam para pengunjuk rasa Hong Kong.
CFIUS juga mempertimbangkan, apakah ByteDAnce akan dipaksa untuk melakukan divestasi di Musical.ly, aplikasi yang diperolehnya pada tahun 2017 yang merupakan titik tolak bagi TikTok.
Pihak TikTok mengatakan dalam penyataanya pada Oktober lalu, bahwa mereka tak menghapus konten karena diminta untuk melakukannya oleh pemerintah tiongkok, dan tak akan melakukannya di masa depan.
Bahkan TikTok menambahkan jika mereka menyimpan data pengguna Amerika Serikat di Amerika Serikat dengan cadangan di Singapura, sehingga tidak tunduk pada hukum Tiongkok.
ByteDance poon menepis laporan dari Bloomberg pada 23 Desember lalu, yang menuduh bahwa mereka tengah menjajaki penjualan sahamnya di TikTok menyusul banyaknya tekanan dari Amerika Serikat. (Ryn)
Baca Juga:
Instagram Punya Fitur Baru, Bisa Unggah Banyak Foto dalam Satu Story
Bagikan
Berita Terkait
Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia

Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Meksiko Kirim 26 Tokoh Kartel Narkoba ke AS, Ada Deal dengan Trump

UFC akan Gelar Pertarungan Perdana di Gedung Putih, Rayakan 250 Tahun AS

Gedung Putih Umumkan Rencana Pembangunan Ballroom Baru Senilai Rp 3,2 Miliar, Dana Disumbang Trump dan Donor Anonim

Sarang Tawon Radioaktif Ditemukan di Situs Bekas Pembuatan Bom Nuklir, Pengelola Malah Nyatakan itu tak Berbahaya
