Aplikasi Tik Tok Dianggap Berbahaya Bagi Militer AS? Ada Apa?

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Kamis, 02 Januari 2020
Aplikasi Tik Tok Dianggap Berbahaya Bagi Militer AS? Ada Apa?

Militer AS dilarang menggunakan aplikasi tik tok (Foto: anadoluagency)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TENTARA Angkatan Darat Amerika Serikat tak lagi bisa menggunakan TikTok pada ponsel milik pemerintah, menyusul keputusan larangan penggunaan aplikasi tersebut.

Langkah itu dilakukan karena kekhawatiran yang tengah berlangsung. Dimana aplikasi video yang dimiliki oleh perusahaan ByteDance yang berbasis di Beijing. Dikhawatirkan bisa membahayakan keamanan nasional, atau digunakan untuk memengaruhi serta mengawasi warga Amerika.

Mengenai hal itu, juru bicara Angkatan Darat Letnan Kolonel Robin Ochoa pun angkat bicara. Dia menyebut jika TikTok sebagai suatu ancaman.

"Ini dianggap sebagai ancaman dunia maya," ujar Letnan Kolonel Robin Ochoa pada military.com seperti yang dikutip dari laman The Verge.

Baca Juga:

ByteDance Bantah Rumor TikTok Ingin Dijual Karena Tekanan AS

Tik Tok dianggap sebagai ancaman (Foto: googleplaystore)

Kabar tersebut mencuat karena sebelum adanya pelarangan, tentara dilaporkan menggunakan TikTok untuk merekrut anggota.

Mengenai hal itu Angkatan Laut dan Departemen Pertahanan juga memberikan peringatan larangan TikTok pada awal bulan ini.

Angkatan Laut sebelumya mengatakan pada para anggotanya, untuk tak menggunakan aplikasi tersebut, dan menghapusnya dari perangkat yang dikeluarkan pemerintah jika sudah diinstal.

Departemen Pertahanan AS juga menginstruksikan kepada karyawannya untuk mewaspadai aplikasi yang di download, memantau telepon untuk pesan-pesan mencurigakan dan tak diminta.

Tik Tok tengah dalam pengawasan Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (Foto: the verge)

Saat ini TikTok sendiri telah di bawah pengawasan dari komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS). Hal itu usai anggota perlemen menyerukan penyelidikan di bulan Oktober, untuk melihat apakah pemerintah Tiongkok bisa mengumpulkan data pengguna atau mengontrol konten yang dibagikan.

Baca Juga:

Instagram Akan Larang Influencer Promosikan Vape? Kenapa?

Senator Tom Cotton (R-Arkansas) dan Senator Chuck Schumer (D-New York), mengungkapkan TikTok memiliki potensi menjadi mata-mata dalam pemilihan umum, serta untuk membungkam para pengunjuk rasa Hong Kong.

CFIUS juga mempertimbangkan, apakah ByteDAnce akan dipaksa untuk melakukan divestasi di Musical.ly, aplikasi yang diperolehnya pada tahun 2017 yang merupakan titik tolak bagi TikTok.

Pihak TikTok mengatakan dalam penyataanya pada Oktober lalu, bahwa mereka tak menghapus konten karena diminta untuk melakukannya oleh pemerintah tiongkok, dan tak akan melakukannya di masa depan.

Bahkan TikTok menambahkan jika mereka menyimpan data pengguna Amerika Serikat di Amerika Serikat dengan cadangan di Singapura, sehingga tidak tunduk pada hukum Tiongkok.

ByteDance poon menepis laporan dari Bloomberg pada 23 Desember lalu, yang menuduh bahwa mereka tengah menjajaki penjualan sahamnya di TikTok menyusul banyaknya tekanan dari Amerika Serikat. (Ryn)

Baca Juga:

Instagram Punya Fitur Baru, Bisa Unggah Banyak Foto dalam Satu Story

#Aplikasi Tik Tok #Amerika Serikat
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Dunia
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menanggapi gelombang penolakan dari berbagai media dengan mengunggah emoji tangan melambai di platform X, isyarat perpisahan yang dianggap sinis.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
 Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Indonesia
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Presiden AS Donald Trump baru saja menetapkan tarif impor sebesar 100 persen terhadap produk asal China mulai 1 November 2025
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Dunia
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Helikopter jatuh di kawasan Huntington Beach, California, Amerika Serikat, pada Sabtu sore (11/10) waktu setempat saat berlangsungnya acara tahunan Cars ‘N Copters on the Coast.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Dunia
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Banyak layanan publik dari pendidikan hingga lingkungan terganggu, tapi agenda deportasi disebut tetap berjalan penuh.
Dwi Astarini - Jumat, 03 Oktober 2025
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Indonesia
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137 Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Satgas Cesium 137 baru menerima laporan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait dengan temuan komoditas cengkeh yang mengandung zat radioaktif.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 03 Oktober 2025
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137  Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Dunia
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Melalui pemungutan suara 55-45, Senat gagal meloloskan RUU yang diajukan Partai Republik, dengan hanya dua senator Demokrat yang mendukungnya.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Indonesia
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Trump menyalahkan Demokrat atas penutupan tersebut karena kebuntuan negosiasi pendanaan sementara di Kongres.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 29 September 2025
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Dunia
Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Pihak PBB menyebut eskalator berhenti karena mekanisme keamanan yang mungkin terpicu oleh juru kamera Trump.
Dwi Astarini - Jumat, 26 September 2025
 Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Dunia
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
Trump mengatakan mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menuntut penyelidikan segera atas apa yang disebutnya sebagai "sabotase”.
Frengky Aruan - Kamis, 25 September 2025
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
ShowBiz
Jimmy Kimmel kembali Mengudara, Sentil Pemimpin yang Takut Komedian
Menyebut adanya ‘taktik mafia’ yang dipakai regulator siaran untuk membungkam kebebasan berbicara.
Dwi Astarini - Kamis, 25 September 2025
 Jimmy Kimmel kembali Mengudara, Sentil Pemimpin yang Takut Komedian
Bagikan