Kesehatan Mental

3 Kesalahan Umum Biasa Dilakukan saat Muncul Serangan Panik

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Senin, 07 Februari 2022
3 Kesalahan Umum Biasa Dilakukan saat Muncul Serangan Panik

Kesalahan yang terjadi saat sedang panik (Sumber: Pexels/Anete Lusina)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

JANTUNG berdegup kencang, berkeringat, dan kamu merasa seperti terkena serangan jantung. Demikian sejumlah gejala yang dirasakan tubuh saat kamu mengalami kepanikan. Kamu berjuang untuk mengatur napas, karena dirim merasa seolah-olah ada sesuatu yang menghujam di dada. Kamu pun bingung menentukan apakah kamu mengalami serangan jantung atau panik.

Ada banyak hal yang bisa membuat kepanikan muncul. Mulai dari bencana alam, kehilangan orang yang disayang, berada dalam situasi yang membuatmu tidak siap (meeting, sidang skripsi dan lain-lain), atau sakit. Kamu dapat menenangkan diri dengan cukup cepat saat penyebab kepanikan dihilangkan. Namun, mungkin masih perlu beberapa menit untuk mendapatkan kembali kesadaran penuh atas dirimu sendiri.

Baca Juga:

Terlihat Mirip, Ini Perbedaan Gangguan Kecemasan dan Serangan Panik

Kebanyakan orang tidak tahu apa yang harus dilakukan selama serangan panik. Hal tersebut tentu dapat memperburuk keadaan. Seperti yang dimuat di laman The Calm Clinic, berikut adalah hal-hal penting yang harus kamu lakukan selama mengalami kepanikan untuk membantu meringankan gejala lebih cepat.

1. Jangan menyuruh dirimu sendiri untuk tenang

memaksakan diri
Memaksakan diri untuk tetap tenang (Sumber: Pexels/David Garrison)


Salah satu hal terburuk yang dapat kamu lakukan saat sedang panik adalah menyalahkan diri sendiri karena terjebak dalam keadaan semacam itu. Beberapa mungkin tidak sampai marah tetapi memaksakan diri untuk tenang. Alih-alih merasa tenang, kamu justru hanya membuat gejala semakin parah. Yang perlu kamu lakukan adalah mengakui perasaan yang dimiliki dan berusaha untuk memusatkan kembali dirimu.

Baca Juga:

Cara Sederhana untuk Tingkatkan Fokus dan Konsentrasi


2. Jangan mencoba melarikan diri selama serangan panik

lari
Melarikan diri dari masalah (Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio)


Pernahkah kamu mendengar istilah fight or flight? Banyak orang ingin lari ketika mereka merasakan malapetaka yang akan datang ini. Mereka meyakini dengan menghindar dari masalah maka mereka akan selamat.

Sayangnya, berlari tidak akan membantu dirimu. Kuncinya adalah tetap tenang di kursimu sampai serangan berlalu.

3. Jangan bermain dalam ketakutan

iamjinasi
Jangan terjebak dengan imajinasi liar di pikiranmu (Sumber: Pexels/Inzmam Khan)


Jika kamu bermain dengan imajinasimu, berpikir apakah kamu akan mati atau selamat, maka kamu hanya akan memperburuk keadaan. Ketika pikiranmu memberi tahu bahwa kamu sedang berada di situasi genting, kamu perlu mengingatkan diri sendiri bahwa itu akan berlalu dengan cepat. Terus lawan semua pikiran irasional untuk melewati kecemasan ini. (avia)

Baca Juga:

4 Pertimbangan Pria Sebelum Memutuskan untuk Berkencan

#Kesehatan Mental #Gangguan Jiwa #Gangguan Mental #Gangguan Psikologis
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Indonesia
Kondisi Mental ASN DKI Jakarta Bikin Merinding, DPRD Minta Layanan Psikologis Ada di Tiap Puskesmas
Komisi E akan mengawal hal ini
Angga Yudha Pratama - Selasa, 12 Agustus 2025
Kondisi Mental ASN DKI Jakarta Bikin Merinding, DPRD Minta Layanan Psikologis Ada di Tiap Puskesmas
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Apabila depresi tidak ditangani dengan baik, dr. Adhi memperingatkan bahwa hal tersebut dapat berujung pada depresi resisten pengobatan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 11 Juli 2025
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Indonesia
Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini
Tidak hanya itu, layanan ini juga terintegrasi dengan Kartu Tanda Peserta ASABRI
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 14 Juni 2025
Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Bagikan