Threads Tak akan Beri Ruang untuk Konten Berita


Threads tak beri ruang untuk konten berita. (Foto: Apple)
ADAM Mosseri, Kepala Instagram, telah mengonfirmasi bahwa platform Threads tidak akan memprioritaskan atau memperkuat konten berita. Beberapa pengguna Threads telah mencari berita tentang berbagai topik seperti konflik Israel-Hamas, perang Ukraina, dan pemilu tahun 2024.
Namun, Mosseri menegaskan bahwa Threads tidak akan dirancang untuk memudahkan pencarian berita. Ia menjelaskan, Threads bukannya anti-berita, seperti yang dituduhkan oleh pengguna Threads.
Namun, ia juga menekankan bahwa Threads tidak akan menonjolkan konten berita di platform tersebut. Menurutnya, tindakan seperti itu akan membawa risiko besar, terutama mengingat belum matangnya platform Threads. Akan ada risiko yang tinggi dari penyebaran informasi palsu dan pengaruh buruk dari promosi berita berlebihan.
Adam Mosseri menegaskan bahwa Threads memungkinkan jurnalis dan orang dapat mengikuti akun yang berbagi berita, tetapi pesannya menguatkan pandangan bahwa Threads bukanlah platform utama untuk hard news.
Baca juga:
Aplikasi Threads Capai 100 Juta Pengguna

Ia menekankan bahwa tujuannya bukan untuk menggantikan Twitter, melainkan untuk menciptakan wadah percakapan yang lebih damai dengan tujuan mengurangi kemarahan. Demikian dilaporkan Gizmodo, Kamis (12/10).
Keputusan itu datang hanya seminggu setelah platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menghapus berita utama dari layanannya.
Ruang berita di platform tersebut menjadi semakin bergejolak setelah Elon Musk membeli X, yang menyebabkan NPR meninggalkan platform tersebut setelah dicap sebagai media yang berafiliasi dengan negara secara palsu.
Baru-baru ini juga terungkap bahwa terdapat jaringan propaganda yang terdiri dari 67 akun di X yang menyebarkan informasi yang salah mengenai konflik di Israel. Tampaknya, hal-hal seperti itu yang tidak diinginkan Meta terjadi pada Threads.
Threads awalnya meraih sukses dengan 100 juta pendaftaran dalam minggu pertamanya. Namun, hanya satu bulan kemudian, platform itu kehilangan 80% dari pengguna aktif harian.
Baca juga:
Minat Pengguna terhadap Threads Turun Drastis

Penurunan itu mungkin disebabkan oleh kurangnya konten berita di Threads, yang selama ini menjadi elemen penting di platform X dan Twitter. Meski demikian, seperti yang diungkapkan Mosseri, mungkin Threads tidak memiliki tujuan untuk mengalahkan Twitter.
Dengan menciptakan platform yang lebih aman dan sedikit membosankan, Threads dapat mencuri pendapatan iklan yang biasanya mengalir ke X, yang dapat menjadi tekanan tambahan pada perusahaan media sosial milik Elon Musk.
Sementara itu, X terus berupaya memperbaiki bagian berita di media sosial meski hasilnya belum jelas bila upaya tersebut lebih merugikan daripada menguntungkan.
Elon Musk mencoba menarik lebih banyak jurnalis ke platform tersebut dengan rencananya untuk berbagi pendapatan iklan dengan pembuat konten. Namun, pendapatan iklan di X terus menurun. (waf)
Baca juga:
Threads Dirilis Hari Ini, Begini Cara Unduhnya
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan

Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka

Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan

Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung

Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun

Legislator PKB Usulkan Pembatasan Akun Ganda Media Sosial dalam RUU Penyiaran

Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran

Mengenal PoliceTube, Platform Milik Polri yang Mirip dengan YouTube dan TikTok

16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password

AS Perketat Visa Pelajar, Wajib Cantumkan Akun Media Sosial di Formulir
