Tetap Sehat di Lingkungan Kerja 'Beracun'


Sehat di lingkungan beracun (Sumber: Freepik)
BANYAK orang yang bertahan di pekerjaan yang mereka benci. Sebagian di antaranya harus menghadapi keadaan yang jauh lebih buruk; lingkungan kerja yang toxic alias 'beracun'. Mulai dari bos yang menyebalkan, rekan kerja yang tukang gosip, hingga aturan pekerjaan yang mencekik.
Jika sudah demikian, pilihan keluar dari pekerjaan seringkali dianggap sebagai solusi. Namun, apakah berhenti bekerja adalah jawaban tepat? Berikut cara tetap sehat di lingkungan kerja 'beracun':
Baca juga:
1.Jangan bawa pulang masalah di kantor ke rumah

Kalau kamu sudah mendeteksi adanya toxic di kantormu, pastikan kamu tidak membawa energi negatif tersebut ke lingkungan rumahmu yang memiliki aura positif. Tetapkan aturan untuk diri sendiri bahwa kamu tidak akan membicarakan tentang pekerjaan saat berada di rumah.
2. Tetapkan Batasan

Belajar untuk mengatakan tidak. Tidak bekerja saat sedang libur, tidak bekerja saat kamu berada di rumah, tidak menanggapi bos atau rekan kerja saat sedang menghabiskan waktu dengan orang tersayang, dan sebagainya. Batasan tidak hanya sehat untukmu tetapi juga untuk orang-orang yang bekerja bersamamu.
Baca juga:
Tetap Segar ke Kantor, Berikut Tips Atasi Bibir Kering saat Berpuasa
3. Ciptakan Ruang Kerja Yang Positif

Suasana positif bisa dibangun dari ruangan kerjamu yang mungil. Gantung poster yang kamu sukai, tempel foto orang-orang yang kamu cintai di meja kerja, atau pasang quotes positif di latar desktopmu. Ingatkan dirimu bahwa pekerjaan bukanlah segalanya, bahwa kamu masih memiliki kehidupan bahagia di luar sana.
4. Selesaikan Kesalahpahaman Lewat Komunikasi

Ketika kamu melihat ada kesalahpahaman terjadi antara dirimu dan rekan kerja, diskusikan segera secara profesional. Jangan biarkan kesalahpahaman tersebut berubah menjadi masalah dan berkembang menhadi toksik. Komunikasi adalah kunci dari berbagai jenis hubungan termasuk hubungan dengan rekan kerja.
5. Jangan Terjebak di Drama

Beberapa orang sepertinya tidak bisa lepas dari kehidupan sekolahnya. Untuk mengenang lika-liku pubertas tersebut, mereka mempertahankan drama dalam hidupnya. Itu bisa menjadi hal buruk jika ternyata salah satunya adalah rekan kerjamu. Saat kamu mendeteksi sisi dramanya, jaga jarak. Pastikan untuk tidak terjebak dalam drama yang diciptakan temanmu. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Wacana Pekerja Swasta di Jakarta Akan Wajib Gunakan Transportasi Publik

Kemnaker Pastikan Program Bantuan Subsidi Upah (BSU) Rp600 Ribu Dibayarkan bagi Pekerja

Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini

Pengamat Ingatkan Prabowo Soal Penghapusan Outsourcing Jangan Cuma Janji

Pekerja Kantoran Mulai Kembali Bekerja usai Libur Lebaran di Kawasan Perkantoran Jakarta

Kesedihan Seringkali Berujung pada Impulsive Buying, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Love Boombing Toxic? Ternyata Ada 5 Manfaat Baiknya

Pramono Bakal Terapkan Aturan Seminggu 4 Hari Kerja ke Kantor di Jakarta

Aturan Pensiun 59 Tahun, Tekanan Pekerja Sejahtera di Usia Senja Makin Berat

Alasan Psikologis Seseorang Jadi Fomo, Kenali Tanda-tandanya
