Kesedihan Seringkali Berujung pada Impulsive Buying, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Selasa, 04 Februari 2025
Kesedihan Seringkali Berujung pada Impulsive Buying, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Terlalu sering berbelanja online membuat invdividu mengejar keinginan daripada kebutuhan. Sumber: Pixabay/HutchRock.

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Kebiasaan checkout atau belanja setiap orang berbeda-beda. Namun kondisi psikis yang dirundung sedih bisa meningkatkan kebiasaan perilaku belanja impulsif. Ternyata, ada penjelasan ilmiah akan fenomena tersebut, lo.

Impulsif merupakan tindakan yang tidak mempertimbangkan konsekuensinya di awal. Perilaku ini sangat negatif sebab biasanya menimbulkan kerugian.

Kondisi psikis seseorang bisa mempengaruhi derajat impulsif pada diri seseorang. Misalnya seseorang yang bersedih, ia melampiaskan impulsivitasnya dengan berbelanja. Sehingga jadilah orang itu sosok impulsive buying.

Menurut laman Verywellmind, pelaku impulsive buying menggunakan belanja sebagai cara untuk melarikan diri dari perasaan negatif seperti depresi, kecemasan, kebosanan, kemarahan, serta pikiran kritis terhadap diri sendiri. Sayangnya, pelarian ini tidak berlangsung lama.

Hal tersebut terjadi karena seseorang yang bersedih hanya mencari sensasi kesenangan dari aktivitas kesibukannya, bukan soal barangnya.

Baca juga:

4 Zodiak Paling Impulsif

Hal ini senada dengan yang diberitakan laman clevelandclinic. Psikolog Susan Albers mengatakan, ketika seseorang membeli sesuatu, neurotransmitter dopamin dilepaskan ke otak, efeknya menimbulkan perasaan baik. Makanya orang bersedih menemukan kesenangannya dengan belanja yang tak terhingga jumlahnya.

Setelah eskalasi kepuasan datang, setelahnya pembeli mengalami kekecewaan, rasa bersalah, penyesalan, kemarahan, atau malu. Artinya, jika seseorang tidak beranjak dari kondisi ini, ia akan terus terjebak dalam lingkaran yang sama.

Ada beberapa cara untuk perlahan berhenti dari kebiasaan impulsive buying:

Berhenti dan merenung

Ketika proses impulsif terjadi, orang mengumpulkan barang-barang untuk dibeli, sehingga pikiran tidak punya banyak waktu merenungi manfaat jangka panjang dari barang tersebut

Berhentilah sejenak, dan mulai merenungkan fungsi serta manfaat yang didapatkan dari barang yang hendak dibeli itu.

Baca juga:

Begini Biar Kamu Enggak Jadi Orang Impulsif

Gunakan skala prioritas

Mengukur skala prioritas bisa dilakukan meninjau barang mana yang memang sangat genting untuk dimiliki. Dengan mengetahui prioritas, maka kamu bisa mengontrol diri untuk membeli barang-barang sesuai kebutuhan saja, dan menunda barang kurang prioritas untuk pembelian-pembelian berikutnya.

Batasi transaksi online dan kartu kredit

Kemudahan berbelanja mendorong tidak adanya kontrol. Salah satu cara menghindari potensi boncos dan candu berbelanja, adalah membatasi transaksi online.

Gunakan satu marketplace

Makin banyak aplikasi marketplace, makin besar pula potensi impulsif buying. Apalagi paparan promosi bisa bikin kamu mudah tergiur dan akhirnya berbelanja banyak. (Tka)

#Kesehatan Mental #Psikologi
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Indonesia
Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini
Tidak hanya itu, layanan ini juga terintegrasi dengan Kartu Tanda Peserta ASABRI
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 14 Juni 2025
Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini
Bagikan