Kesehatan

Tes PCR Tak Perlu Dilakukan Berulang? Ini Kata Dokter

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Kamis, 17 Februari 2022
Tes PCR Tak Perlu Dilakukan Berulang? Ini Kata Dokter

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan tes PCR berulang kali di laboratorium yang berbeda (Foto: Pixabay/alexandra_koch)

Ukuran:
14
Audio:

MASYARAKAT diimbau untuk tidak melakukan tes PCR berulang kali di laboratorium yang berbeda. Seperti yang dipaparkan oleh dr. Lia Gardenia Partakusuma, Sp.PK(K), MM, MARS, FAMM, dari Kompartemen Litbang dan Health Technology Assesment (HTA) Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).

Menurut Lia, seseorang tidak perlu melakukan tes PCR berulang kali di tempat yang berbeda. Karena biasanya setiap laboratorium sudah memiliki standar mutu yang baik.

Baca Juga:

Kenali Faktor Penyebab Hasil Tes COVID-19 Bisa Beda dalam Sehari

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan tes PCR berulang kali di laboratorium yang berbeda(Foto: Pixabay/analogicus)

"Satu orang enggak yakin, hasilnya sudah positif, tapi besoknya diperiksa lagi, diperiksa lagi. Padahal, kalau kita lihat laboratorium itu banyak sekali syaratnya, yang kita sebut sebagai standar mutu laboratorium," jelas Lia pada konfrensi pers seperti yang dikutip dari laman Antara.

Lia menjelaskan, ada hal yang menjadi standar mutu laboratorium, yakni legalitas, stuktur organisasi, memiliki sarana dan prasarana yang mumpuni, dan memiliki sumber daya manusia sesuai dengan apa yang dilakukan.

"Kalau dia mau PCR, artinya orangnya punya kompetensi untuk PCR, sudah dilatih. Kalau antigen, ya harus sudah dilatih untuk antigen," jelas Lia.

Kemudian, yang menjadi standar mutu laboratorium lainnya yakni harus memiliki dokumen, termasuk dokumen mutu, guna memastikan hasil dari sebuah pemeriksaan.

"Gimana caranya dia tahu bahwa benar (hasilnya) positif atau negatif. Dia harus tahu, itu ada dokumennya," lanjut Lia.

Lalu, standar mutu berikutnya ialah persyaratan teknis, seperti alat-alat laboratorium yang harus selalu dikalibrasi dengan baik. Selain itu, harus ada juga orang yang melakukan verifikasi, dari mulai metode hingga hasil pemeriksaan.

Baca Juga:

Seorang Pria Positif COVID-19 Selama 14 Bulan, Kok Bisa?

sebuah laboratorium harus selalu melakukan evaluasi pada apa yang telah dikerjakan (Foto: Pixabay/alexandra_koch)

Mengenai hal itu, Lia menjelaskan, apabila dilihat pada lembar laboratorium itu ada yang memverifikasi. Seperti halnya diperiksa oleh analis, dan ada dokter yang akan memvalidasi bahwa itu betul, karena mungkin saja terjadi human error.

Kemudian, menurut Lia, laboratorium harus selalu melakukan evaluasi pada apa yang telah dikerjakan. Dalam hal ini ada dua yang harus dilakukan, yakni quality control internal dan eksternal. Bahkan, apabila ingin mendapat pengakuan, laboratorium dapat mengikuti akreditasi, baik untuk tingkat nasional maupun internasional.

Selain dari faktor analitik yang baru sesuai dengan standar tersebut. Lia menjelaskan bahwa hasil dari tes laboratorium itu pun bisa dipengaruhi oleh faktor pra-analitik. Yakni ketika pengambilan sample dan faktor pasca analitik, ketika membuat laporan.

"Untuk masyarakat, jangan menguji PCR berulang-ulang ke laboratorium yang berganti-ganti. Bila hasil positif, segera isolasi mandiri atau berobat," tutupnya. (Ryn)

Baca Juga:

Penyintas COVID-19 Tetap Berisiko Terpapar Omicron

#Kesehatan #COVID-19 #Omicron
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan