Seorang Pria Positif COVID-19 Selama 14 Bulan, Kok Bisa?


Seorang pria dikabarkan positif COVID-19 selama 14 bulan (Foto: Pixabay/geralt)
SEORANG pria berusia 56 tahun asal Turki, kabarnya menghabiskan 14 bulan terakhir hidupnya dalam isolasi. Pria tersebut dinyatakan positif COVID-19 tidak kurang dari 78 kali, setelah terinfeksi pada November 2020 lalu.
Seperti yang dikutip dari laman Odditycentral, pria bernama Muzaffer Kayasan itu, 'dikurung' di rumah sakit dan rumahnya sendiri lebih dari satu tahun. Dia putus asa mencari cara untuk kembali ke kehidupan lamanya.
Baca Juga:

Setelah terinfeksi dengan jenis Virus Corona pada November 2020, Kayasan dirawat di rumah sakit hingga penyakitnya tidak teralalu parah.
Kayasan berhasil mengatasi gejala COVID-19 yang lebih buruk, namun virus tersebut tetap ada di tubuhnya. Hal itu diketahui setiap tes yang dia jalani selalu positif. Kemudian memaksa Kayasan harus tetap diisolasi, baik di rumah sakit maupun di rumah.
Kayasan yang berusia 56 tahun tersebut memiliki sakit bawaan, leukemia dan immunocompromised. Menurut dokter, tubuh Kayasan terus menyimpan Virus COVID-19 setelah sekian lama.
Dokter memberi Kayasan resep obat untuk meningkatkan sistem kekebalannya, tapi prosesnya panjang dan sulit.
Baca Juga:
Mengintip Daftar Negara dengan Penanganan COVID-19 Terburuk

Terisolasi begitu lama tentunya bisa 'menghancurkan' kehidupan sosial dari Kayasan. Karena, dia tidak bisa berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman. Kayasan hanya diizinkan melihat anak-anak dan cucu-cucunya lewat jendela. Hanya istri dan putra bungsunya yang menemaninya.
"Saya tidak punya masalah di sini selain tidak bisa menyentuh orang yang saya cintai. Hal ini sangat sulit. Saya bahkan tidak bisa divaksinasi karena kondisi saya," jelas Kayasan kepada Anadolu Agency.
Belum jelas kasus ini apakah selama 14 bulan itu terus-menerus dites positif untuk COVID-19 sebanyak 78 kali. Namun, yang jelas Kayasan tentu sudah muak, dan kabarnya dia memohon pada pihak berwajib untuk menemukan solusi masalahnya.
Tapi, sayangnya vaksin COVID-19 bukan jawaban bagi Kayasan, karena dia tidak bisa divaksinasi lantaran kondisi medisnya. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
