Tersangkut Kasus Korupsi, Polisi Israel Kembali Periksa Benjamin Netanyahu


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali diperiksa terkait dugaan korupsi (Foto: Reuters/Isa Nisr)
MerahPutih.Com - Kekebalan hukum ternyata tidak berlaku bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Kepolisian Israel untuk ketiga kalinya kembali menggarap kepala pemerintahan Israel itu terkait kasus dugaan korupsi.
Benjamin Netanyahu kini menghadapi tiga penyelidikan dugaan korupsi. Pada Selasa (10/7) pria yang akrab disapa Bibi itu diinterogasi dalam kasus yang melibatkan perusahaan telekomunikasi terbesar di Israel.
Dalam berita yang disiarkan radio milik Angkatan Bersenjata Israel, aparat penegak hukum mencurigai Netanyahu telah mengeluarkan keputusan yang menguntungkan Bezeq Telecom Israel dengan imbalan pemberitaan positif terkait dia dan istrinya di sebuah laman berita milik perusahaan tersebut.
Netanyahu, Bezeq, dan sang pemilik perusahaan membantah telah melakukan tindakan melanggar hukum.
Sebelumnya Netanyahu telah diinterogasi untuk kasus yang sama dan kepolisian hingga kini belum mengeluarkan rekomendasi apa pun untuk diteruskan pihak kejaksaan ke pengadilan.

Dalam pernyataan singkat tanpa rincian apa pun mengenai investigasi tersebut, seorang juru bicara kepolisian mengatakan bahwa Netanyahu telah diinterogasi selama beberapa jam di kediaman resmi sang perdana menteri di Yerusalem oleh unit antikorupsi.
Juru bicara Netanyahu belum mengeluarkan pernyataan.
Dalam dua kasus lainnya, kepolisian sudah mengeluarkan rekomendasi ke kejaksaan agar Netanyahu didakwa dengan tudingan penyuapan. Keputusan akhir, apakah kasus itu akan dilanjutkan ke pengadilan, masih ditangani oleh kejaksaan agung. Proses pengambilan keputusanbisa memakan waktu beberapa bulan.
Sebagaimana dilansir Antara dari Reuters, sejauh ini, partai-partai yang berkoalisi dengan Netanyahu masih mendukung sang perdana menteri. Mereka mengaku menunggu keputusan kejaksaan agung. Meski demikian, tekanan politik untuk mengundurkan diri akan semakin besar menimpa Netanyahu jika dia benar-benar harus menghadapi pengadilan.
Pilihan lain bagi Netanyahu adalah menggelar pemilu lebih cepat dari jadwal untuk menunda proses pengadilan terhadap dirinya semasa masa kampanye dan memantapkan dukungan dari basis pemilih berhaluan kanan.
Sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa partai Likud, tempat Netanyahu berasal, unggul jauh dari para pesaingnya.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Real Madrid Resmi Lepas Ronaldo ke Juventus dengan Nilai Rp1,9 triliun
Bagikan
Berita Terkait
Desak Pemerintah Tak Gentar Ancaman IOC, DPR: Sikap Bela Palestina Jauh Lebih Bermartabat

Gencatan Senjata di Gaza Bakal Buyar Jika Israel Caplok Wilayah Tepi Barat

Mahkamah Internasional Perintahkan Isreal Larang Tolak Bantuan ke Gaza, Termasuk dari Lembaga PBB UNRWA

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja Dilaporkan ke KPK, Diduga Korupsi Proyek Command Center

Insiden Ajax-Maccabi Jadi Alasan Polisi Larang Suporter Israel Tandang ke Aston Villa

Dipenjara 5 Tahun, Nicolas Sarkozy Jadi Eks Presiden Prancis Pertama Masuk Bui

Legislator NasDem Apresiasi Kejagung Kembalikan Rp 13 Triliun Uang Negara dari Kasus Ekspor CPO

Hakim Pengadil Tom Lembong Bakak Disidang KY di Akhir Bulan, Tom Sampaikan Apresiasi

Israel Jatuhkan 153 Ton Bom di Jalur Gaza Saat Kesepakatan Gencatan Senjata

KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan
