Teriakan 'Jokowi-JK Boneka Amerika' Bergemuruh di Langit Gambir


Ratusan mahasiswa melalukan aksi di depan Patung Kuda, Gambir. (MP/Kanugrahan)
MerehPutih.com - Ratusan mahasiswa melalukan aksi di depan Patung Kuda, Gambir. Mereka yang mengaku dari Universitas Nasional (Unas) ini menuntut pemerintahan yang bersih.
Salah satu spanduk yang dibawa dan dibentangkan bertuliskan 'Join Us, We Fight For Clean Government'. Spanduk lainnya yang dibentangkan betuliskan 'Unas Menolak RUU yang Merugikan Rakyat'.
Baca Juga:
Mahasiswa Unas kemudian disambut dengan sorak-sorai oleh massa Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang sebelumnya lebih dulu berada di lokasi. Orator di mobil komando meminta massa memberi jalan agar mahasiswa bergabung.

"Selamat datang mahasiswa Unas. Beri jalan, selamat bergabung," ujar orator di Lokasi, Senin (30/9).
Setelah bergabung, yel-yel protes terhadap pemerintah Jokowi-JK mulai membelah angkasa. "Jokowi-JK boneka Amerika" teriak massa.
Sementara itu, Jalan Medan Merdeka Barat yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Utara dan Jalan Majapahit ditutup oleh polisi. Polisi menyiagakan kawat berduri, mobil barikade dan mobil water cannon di lokasi.
Juru bicara massa FPR, Emelia Yanti, mengatakan, mereka mulanya hendak berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara. Akan tetapi, polisi telah menutup akses menuju Jalan Medan Merdeka Utara menggunakan kawat berduri.
Akhirnya, mereka melakukan aksi damai di depan Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata.
"Waktu peringatan Hari Tani, kami juga aksi di depan Istana, tapi hari ini diblokade. Kami tidak berharap Jokowi mengundang kami. Kami berharap Jokowi mendengarkan tuntutan kami," ujar Yanti kepada wartawan.
Mereka membawa tiga tuntutan dalam aksi damai ini kepada Presiden Joko Widodo.
Baca Juga:
Jokowi didesak bertanggung jawab atas kasus kekerasan kemanusiaan dan demiliterisasi Papua, kasus kebakaran hutan dan lahan, dan rencana perundang-perundangan yang dianggap antirakyat.

"Kami mengecam cara-cara kuno dan kejam aparat pemerintah Jokowi yang mudah menuduh, menstigma, dan mengkriminalisasi perjuangan rakyat dengan istilah penyusup, provokator, makar. Ini cara represif yang sama dilakukan kediktatoran fasis Soeharto," ujar orator dari atas mobil komando.
"Rakyat justru ingin tahu siapa penunggang dan penyusup dalam pembuatan RUU Pertanahan, Ketenagakerjaan, KUHP, KPK, dan aturan yang merampas kepentingan rakyat Indonesia," kata dia. (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
JK Lantik Pengurus Baru PMI Jakarta di Balai Kota, Ingatkan Tugas Membantu Orang Sulit

DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut

Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan

Bagikan Mawar Putih dan Pink untuk Polisi hingga Tentara, Ojol: Kami Tak Mau Diprovokasi Lagi

Bukti Kerusuhan Dilakukan ‘Penumpang Gelap’ saat Demo Buruh dan Mahasiswa, Polda Metro: Datang dan Langsung Menyerang Polisi

Jadikan Direktur Lokataru Foundation sebagai Tersangka, Polisi: Sudah Sesuai SOP

Dari Jilbab Merah Muda hingga Jaket Hijau: Warna Simbol Perlawanan di Jalanan dan Media Sosial

Direktur Lokataru Dikenakan Pasal Berlapis, Polisi: Tindakannya Memicu Kerusuhan dan Keresahan

Jaksa Mulai Cari Relawan Jokowi Silfester Matutina Buat Segera Dibui
