Tenun Doyo, Simbol Kemampuan Pemakainya


Tenun Doyo, simbol kemampuan pemakainya. (Foto: Pixabay)
SENI tenun merupakan bentuk kesenian yang terkait dengan ritual kehidupan masyarakat Indonesia. Sebut saja tenun Doyo. Motif pada tenun Doyo tak hanya mengandung nilai estetis, tapi juga fungsional. Begitu pula dengan warnanya.
Ada beberapa warna yang menonjol pada tenun Doyo, yaitu merah, hitam dan coklat muda. Penggunaan warna-warna tersebut ternyata bersifat simbolis. Warna hitam pada kain panjang menunjukkan pemakainya memiliki kemampuan menolak ilmu hitam. Apabila pada warna hitam terdapat garis-garis putih berarti pemakainya dapat mengobati segala bentuk sihir dan penyakit.
Untuk ragam hias, tenun Doyo biasanya dibuat dengan motif flora, fauna dan alam mitologi. Tenun Doyo dapat dijumpai dalam bentuk kain, pakaian, peci, dompet, tas, dan hiasan dinding. Tenun Doyo warna hitam umumnya dikenakan sebagai busana sehari-hari. Sedangkan untuk busana adat, tenun Doyo yang dipakai memiliki motif bunga atau dedaunan.
Di Kalimantan, tenun Doyo digunakan baik oleh pria maupun perempuan. Awalnya tenun Doyo tidak diproduksi dalam jumlah banyak karena merupakan barang antik dan hanya dibuat untuk pakaian sehari-hari suku Dayak. Namun, seiring makin dikenalnya tenun Doyo oleh masyarakat luar Kalimantan, produksinya pun diperbanyak. Bahkan, tenun Doyo telah berubah menjadi sumber pendapatan suku Dayak Benuaq.
Ingin berburu tenun Doyo? Sahabat MerahPutih yang tinggal di Jakarta dapat mengunjungi Festival Budaya Borneo 2017 di Taman Mini Indonesia Indah pada 28-30 Juli mendatang. Festival yang rencananya dibuka Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, itu menampilkan pameran produk unggulan Kalimantan, pergelaran kesenian Dayak, pawai budaya dan kesenian Kalimantan Art Carnaval 2017, serta Kalimantan Investment Forum.
"Ini adalah representasi kekayaan kearifan lokal masyarakat Dayak, baik dalam bentuk seni budaya Dayak maupun kultur pembaruan yang dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika," ungkap Ketua Majelis Adat Dayak Nasional, Cornelis.
Dengan berburu tenun Doyo di festival tersebut, Anda turut melestarikan budaya asli Indonesia lho. (*)
Sumber: ANTARA
Baca juga artikel lain di sini: https://merahputih.com/post/read/museum-la-galigo-pamerkan-kain-tradisional-nusantara.
Bagikan
Berita Terkait
Menjaga Tradisi dan Alam Kalimantan lewat Tenun

[HOAKS atau FAKTA]: Suku Dayak Protes Pembangunan IKN
![[HOAKS atau FAKTA]: Suku Dayak Protes Pembangunan IKN](https://img.merahputih.com/media/d2/cf/ad/d2cfadd8acd5e5f7bd90d7ee6c4e1bf9_182x135.jpg)
Ganjar Pranowo Diangkat Jadi Warga Kehormatan Adat Dayak Kenyah

Songket yang Penuh dengan Benang Emas dan Perak

6 Jenis Kain Songket yang Wajib Kamu Punya

Kriot Kringe Tenun Ikat Flores yang Lestari

Kain Tenun Goyor Ciri Khas Suku Tengger

Wastra Nusantara Sarat Pesona Kekayaan Motif dan Makna
