Museum La Galigo Pamerkan Kain Tradisional Nusantara


Museum La Galigo (Sumber Foto: imgrum)
Bagi Anda yang senang mengkoleksi kain batik dan sedang berkunjung ke Makassar mungkin ada baiknya datang ke Museum La Galigo. Pasalnya, museum yang terletak di Kompleks Benteng Fort Rotterdam Makassar, Sulawesi Selatan menggelar pameran kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia yang berlangsung mulai 10-15 Juli 2017.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulsel Ardi Musyafar Syah di Makassar, Senin (10/7), mengatakan kegiatan pameran kain tradisional nusantara ini diharapkan semakin membuat masyarakat bisa mengetahui dan mencintai produk asli Indonesia.
"Kegiatan ini melibatkan 27 museum provinsi, tiga museum daerah dan empat museum umum. Pihak museum juga menghadirkan kain-kain tradisional terbaik dari wilayah masing-masing untuk diperkenalkan di Makassar," katanya.
Beberapa daerah yang memerkan kain tradisional di ajang pameran budaya untuk masyarakat umum itu di antaranya Provinsi Kalimantan Selatan yang menampilkan kain dan sarung sasirangan (bayam raja kuning, merah dan ungu) dari Banjarmasin, kakamban pamitan dan kain pungling dari Kabupaten Sungai Tabukan.

Selain itu Provinsi Jawa Timur memerkan tenun gedog panji serong, tenun gedog krompol dan tenun gedog kenongo uler dari Kabupaten Tuban,dan kain sarung boket dan kain sarung taman bunga dari Kabupaten Gresik.
Provinsi Kalimantan Timur memajangkan kain ulap doyo (tepak lepakncing) dan ulap doyo (temar tebuqpuncuq merah) serta hiasan dinding dari Kabupaten Kutai Barat. Selain itu juga ada Provinsi Kalimantan Tengah menampilkan rok kebaya perempuan.
Ardi Musyafar Syah menjelaskan pameran ini terwujud melalui kerja sama antara pengelola Museum Provinsi Sulsel dengan beberapa museum yang ada di Indonesia.
"Kegiatan pameran ini selalu dilakukan secara bergilir berdasarkan kesepakatan bersama yang difasilitasi pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata," ujarnya.
Tujuannya, lanjut dia, untuk memperkenalkan keseragaman tradisional sebagai aset bangsa, meningkatkan apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap produk budaya sendiri, serta juga untuk memperserat kerja sama antarmuseum se-Indonesia.
"Melalui kegiatan pameran produk tradisional ini diharapkan bisa memacu motivasi masyarakat untuk berkenan berkunjung ke museum," katanya.
Sumber: Antara
Selain artikel ini Anda juga bisa baca Di 4 Rumah Inilah Soekarno Diasingkan
Bagikan
Berita Terkait
Ketua DKJ Tegaskan Perusakan Benda dan Bangunan Bersejarah Adalah Kejahatan Serius yang Melampaui Batas Kemanusiaan

Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur

Pemprov DKI Setuju dan Dukung Pendirian Musem Gus Dur di Jaksel

Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal

Lukisan, Harapan, dan Kebaikan: Ekspresi Tulus Pelukis Gadis Dharsono di Pameran 'Joy in Color'
Transformasi ArtMoments Jakarta: Pameran Seni 2025 Usung Tema 'Restoration'
